Kamis 12 Mar 2020 22:15 WIB

Cerita Petugas RSPI Saat Pasien Corona Terus Berdatangan

RSPI Sulianti Saroso menjadi salah satu rumah sakit tempat merawat pasien corona.

Dua petugas kebersihan menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (10/3/2020). (Antara/Aprillio Akbar)
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Dua petugas kebersihan menggunakan masker di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (10/3/2020). (Antara/Aprillio Akbar)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Zainur Mashir Ramadhan

Petugas cleaning service di RSPI Sulianti Saroso, Jaenuddin (24 tahun) mengingat, dirinya sempat gagap ketika tahu ada beberapa pasien corona atau Covid-19 dirawat di tempatnya bekerja. Terlebih, ketika ia mengetahui hal tersebut dari banyaknya wartawan yang berkerumun di RSPI.

Baca Juga

“Bingung saja yang ada. Tahu-tahu ada pasien corona di sini pas banyak wartawan saja,” ujar dia ketika dijumpai Republika di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Kamis (12/3).

Jaenuddin menambahkan, rasa takut di awal memang ada dan tak bisa ditutupi. Termasuk pada keluarganya sendiri. Namun demikian, ia menyebut, karena tugas dan pekerjaanya ada di rumah sakit yang menangani Infeksi itu, ia tak bisa berbuat apa pun selain tetap waspada dan bekerja menjaga kebersihan bersama.

“Yang penting jaga kebersihan saja, biar virus enggak menyebar atau tertular,” katanya.

 

Dia menegaskan, dari pihak manajemen rumah sakit, imbauan untuk menjaga kebersihan, termasuk meningkatkan intensitas kebersihan tangan telah disebarkan ke setiap pegawainya. Tak terkecuali dirinya dan semua rekan-rekannya.

“Tapi kalau keluarga masih khawatir. Kalau saya sih udah enggak,” ungkap dia.

Jaenuddin menegaskan, dirinya tidak pernah membicarakan ketakutan akan Covid-19 itu dengan petugas kebersihan ataupun karyawan lainnya di lingkungan RSPI. Sebab, bukan hanya ketakutan yang diterima, melainkan kinerja untuk menjaga kebersihan yang ia nilai akan berkurang.

“Yang penting jaga kebersihan dan kesehatan aja. Kalau ngobrol sama petugas kebersihan lainnya sering, tapi ga tanya-tanya (Covid-19) ini juga,” tuturnya.

Hal serupa juga ditekankan oleh Nurhidayat, salah satu petugas keamanan di RSPI. Menurut dia, di tengah kekhawatiran akan pandemi Covid-19, ketakutan pasti ada. Bahkan, ia tak menyangkal keluarganya yang merasa khawatir berlebih. 

Akan tetapi, dirinya mengaku tak begitu memiliki rasa takut terhadap wabah itu. Meskipun ia tak menampik adanya rasa khawatir.

“Kalau (khawatir) itu mah pasti ada,” ujarnya.

Ketika ditanya perbedaan sistem bekerja ketika ada wabah Covid-19 dan sebelum ada wabah ia tak menjawabnya. Sebab, ia juga tak mengetahui lebih detail dari perusahaan karena sistem kerja yang telah ditentukan sejak lama.

“Kerjanya dua hari masuk malam dan dua hari kemudian masuk pagi soalnya,” kata dia sambil berjaga, selepas dirut RSPI menyatakan perkembangan terbaru di sekitar situ.

Dari pantauan Republika, pada Kamis (12/3), lalu Lalang pasien di RSPI  tak begitu kentara. Sebaliknya, mayoritas orang yang ditemui adalah pegawai RSPI yang kebanyakan menggunakan seragam.

Meski demikian, ada beberapa orang atau keluarga pasien yang terlihat berlalu lalang di sekitaran lobi atau lorong rumah sakit. Semuanya, menggunakan masker, kecuali beberapa petugas rumah sakit.

Terkait prosedur petugas dan perawat, RSPI diketahui meningkatkan proses kewaspadaanya. Bahkan, hal tersebut berlaku juga pada tenaga medis untuk pasien Covid-19.

Psikolog Klinis RSPI SS, Barita Ulina mengatakan, para perawat sudah bekerja menggunakan penanganan terbaik pasien. Di mana, hal tersebut juga telah mengikuti prosedur yang sesuai.

Bahkan, menurut dia, perawat juga dilakukan minimalisasi kontak dengan para pasien Covid-19. Di mana interaksi dengan pasien yang berpotensi menyebarkan virus, dilakukan dengan intercom atau video dua arah serta telepon.

Sementara itu, spesialis fisik dan rehabilitasi RSPI SS, dr. Dala juga menyatakan, untuk antisipasi kontak dengan pasien yang berpotensi, pihaknya memberikan video latihan senam atau gerakan pada pasien tersebut.

Menurut dia, pemberian latihan dan perawatan melalui video itu, untuk meminimalisasi kontak dengan pihak terkait. Utamanya untuk menjaga kesehatan dari tenaga medis.

“Gerakan dari video itu agar pasien melakukannya dengan intensif dan bertahap,” ungkap dia.

Direktur utama RSPI Sulianti Suroso, Muhammad Syahril menyatakan, update per Kamis (12/3), pasien di RSPI menjadi 702 orang. Setelah sebelumnya ada di kisaran 677 orang. Menurut Syahril, pasien yang dirawat di ruang isolasi saat ini ada sembilan orang.

Syahril menambahkan, semua pasien yang datang, langsung masuk ke ruang isolasi. Meskipun, ia tak menampik kapasitas ruang isolasi RSPI yang terbatas. Dia menyatakan, saat ini pihaknya akan menambah 11 ruang isolasi khusus.

“Semua dilakukan agar pelayanan maksimal dan agar lebih aman juga,” ucapnya.

 

photo
WHO Nyatakan Wabah Corona Sebagai Pandemi - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement