Kamis 12 Mar 2020 19:40 WIB

Akhlaq Lil Banin: Adab Anak pada Ibu

Seorang ibu sangat tinggi kedudukannya dalam Islam.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
<em>Akhlaq Lil Banin</em>: Adab Anak pada Ibu. Seorang ibu menemani anaknya bermain di Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Akhlaq Lil Banin: Adab Anak pada Ibu. Seorang ibu menemani anaknya bermain di Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ibu sangat tinggi kedudukannya dalam Islam. Tingginya derajat seorang Ibu tergambar jelas dari jawaban Rasulullah ketika ditanya oleh seseorang tentang pada siapa dirinya harus berbakti.

Rasulullah menjawab "ibumu". Tiga kali orang tersebut menanyakan hal serupa, tiga kali pula Rasulullah menjawab dengan jawaban yang sama, yaitu "ibumu". Sebab itu bagi seorang anak wajib berbakti dan beradab terhadap ibunya. Ini dipertegas dalam Alquran,

Baca Juga

"Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali." (QS. Luqman ayat 14).

Ulama kelahiran kampung Ampel Surabaya pada Mei 1913, yaitu Syekh Umar bin Achmad Baradja dalam kitab Akhlaq Lil Banin menjelaskan seorang anak haruslah mengingat bagaimana letihnya seorang ibu ketika mengandungnya, menyusui, mendidik hingga menyiapkan makanan. Anak haruslah menyadari betapa besar cinta dan kasih sayang seorang ibu pada anaknya. Sebab itu, wajib bagi seorang anak beradab kepada ibunya.

 

Lalu seperti apa adab seorang anak kepada ibunya? Pada pembahasan ke-12, Syekh Umar menjelaskan tentang adab anak kepada ibunya diantaranya, seorang anak hendaknya melakukan dan melaksanakan segala perintah ibunya. Dalam melaksanakan segala perintah ibu, haruslah disertai rasa suka dan rasa hormat kepada seorang ibu serta dalam melakukan sesuatu membuat senang hati ibunya.

Penulis kitab Ad'iyah Ramadhan dan Sullam Fiqih itu juga menjelaskan diantara adab anak pada ibunya adalah selalu tersenyum dihadapan ibunya, selalu mencium tangannya setiap hari, serta mendoakannya panjang umur, dan diberikan kesehatan lahir dan batin. Syekh Umar juga menjelaskan anak harus berhati-hati dari melakukan sesuatu hal yang dapat menyakiti hati ibunya. Karena itu, menurut Syekh Umar seorang anak jangan bermuka masam apabila ibunya menyuruhnya atau ketika ibunya marah.

Seorang anak juga jangan berbohong pada ibunya atau mencaci ibunya, jangan bertutur kata di hadapan ibunya dengan kata-kata yang buruk, jangan melihat kepada ibunya dengan melotot, dan jangan mengangkat suara di atas suara ibunya. Ulama yang wafat pada 13 November 1990 itu juga menjelaskan seorang anak apabila meminta sesuatu pada ibunya agar jangan meminta dihadapan tamu. Bila ibunya melarang atau mencegah (terhadap permintaannya) maha hendaknya seorang anak diam dan jangan marah, menangis, atau merengek-rengek kepada ibu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement