Kamis 12 Mar 2020 12:55 WIB

JK Nilai Lockdown Jadi Satu Solusi Cegah Corona Meluas

Jika Indonesia lockdown, harus siap dengan konsekuensi ekonomi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Maruf Amin, bersama Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla serta Menteri Keuangan Sri mulyani usai rapat jajaran pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (12/3).(Republika/Fauziah Mursid)
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin, bersama Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla serta Menteri Keuangan Sri mulyani usai rapat jajaran pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (12/3).(Republika/Fauziah Mursid)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menilai penutupan akses dari luar (lockdown) ke Indonesia menjadi salah satu solusi untuk mencegah meluasnya virus corona atau Covid-19. Apalagi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemik global. Namun, JK menilai ada konsekuensi jika kebijakan itu diberlakukan.

"Salah satunya (solusi) itu, China berhasil untuk memperlambat dan tidak mencegah 100 persen karena lockdown itu. Tapi, China negara yang sangat disiplin, yang bisa melaksanakan itu (lockdown)," ujar JK saat ditemui wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (12/3).

Menurut dia, Indonesia bisa saja menutup akses luar tersebut, tetapi harus siap dengan konsekuensi ekonomi. "Kalau diinstruksikan, pasti bisa. Tapi, memang harus siap. Siap ekonominya, siap macam-macam," ujar JK.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) pusat itu juga menegaskan perlunya pencegahan secara serius wabah virus corona di Indonesia setelah menjadi pandemik Global. Pasalnya, negara lain seperti Amerika Serikat (AS) saja sudah menutup akses dari negara-negara yang terpapar virus Covid-19.

"Ya semua negara di dunia. Amerika saja sudah melarang orang di Eropa ke AS. Kan karena sudah begitu urgennya, karena ini musuh yang tak kelihatan dan bahaya yang tidak ketahuan. Karena itulah, preventifnya harus dilaksanakan. Sekarang preventifnya," ujarnya.

Karena itu, JK menyarankan untuk menunda pertemuan yang dihadiri orang banyak. Pasalnya, penyebaran virus corona akan terus bertambah setiap harinya.

"Ya pasti kan perkembangan wabah itu seperti deret ukur. Satu orang kena, sebar ke tiga orang. Tiga kena, sebar ke tiga lagi. Srtinya, cepat sekali. Bukan satu tambah dua tambah dua, tapi satu kali tiga kali tiga. Jadi, cepat sekali peredarannya. Ini harus kita potong dengan segala persiapan," ujarnya.

Hingga saat ini diketahui penyebaran virus corona di Indonesia sudah bertambah menjadi 34 kasus. Bahkan, satu pasien meninggal. Juru bicara pemerintah dalam penanganan virus corona, Achmad Yurianto, menyampaikan, salah satu pasien positif corona kasus nomor 25 telah meninggal dunia.

Pasien merupakan perempuan warga negara asing (WNA) berusia 53 tahun yang dilaporkan tertular corona di luar negeri. Pasien juga memiliki penyakit pendahulu di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, serta penyakit paru-paru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement