Kamis 12 Mar 2020 11:31 WIB

Antisipasi Corona, Pemerintah AS Siapkan Paket Stimulus 

Pemerintah AS mempertimbangkan setoran langsung bank untuk memberikan dana pekerja.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (AP Photo/Carolyn Kaster)
Foto: AP Photo/Carolyn Kaster
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (AP Photo/Carolyn Kaster)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Amerika Serikat (AS) akan menganggarkan miliar dolar AS sebagai stimulus untuk meringankan hambatan ekonomi dari virus corona kepada pekerja dan dunia usaha. Kebijakan ini disampaikan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kepada anggota parlemen, Rabu (12/3).

Gedung Putih mengusulkan beberapa fase langkah bantuan. Termasuk di antaranya penundaan target waktu pengajuan pajak pada 15 April, penggantian upah yang hilang kepada pekerja yang sakit dan perlu dikarantina hingga bantuan untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Dukungan bagi maskapai penerbangan, hotel dan perusahaan perjalanan lain juga diberikan.

DPR yang dipimpin Demokratik berencana melakukan voting untuk memilih tahapan bantuan pertama pada Kamis (12/3) waktu setempat. Rencana kebijakan ini meliptui perluasan tunjangan pengangguran bagi mereka yang telah kehilangan pekerjaan sebagai dampak perlambatan akibat virus corona.

Mnuchin menyebutkan, ada sejumlah besar pekerja yang akan diminta untuk melakukan karantina diri sendiri (self-quarantined) atau berada di rumah untuk merawat anggota keluarga yang dikarantina sendiri. "Kami pikir, patut bagi pemerintah untuk membayar biaya-biaya itu," ujarnya, seperti dilansir Reuters, Kamis.

Mnuchin mengakui, pemerintah sempat underestimate dengan dampak virus corona. Tapi, kini ia menggambarkan penyebarannya seperti badai yang sulit untuk dibendung.

Pemerintahan Trump juga sedang mempertimbangkan menggunakan setoran langsung bank atau kartu debit untuk memberikan uang kepada pekerja. Atau, mengganti perusahaan yang tetap membayar karyawan yang dipaksa untuk tinggal di rumah.

Dari sisi fiskal, Departemen Keuangan AS akan merekomendasikan agar Presiden Donald Trump menunda batas waktu pengenaan pajak penghasilan (PPh) 15 April bagi perorangan dan badan usaha kecil hingga menengah. Mnuchin mencatat, sementara waktu, kebijakan dapat menambah 200 miliar bagi perekonomian.

"Kami tidak ingin melakukannya untuk orang kaya dan perusahaan besar, namun hampir semua orang Amerika, selain orang super kaya," ujarnya.

Pengunduran tenggat waktu pengajuan pajak diyakini mampu membantu arus kas untuk usaha dan pekerja yang tertekan. Penasihat Gedung Putih Peter Navarro berpendapat, ini akan memberikan kenaikan pendapatan 7,65 persen untuk penerima upah ‘kerah biru’ dan berpenghasilan menengah. Efek berikutnya, berpotensi mengimbangi salah satu efek pertumbuhan negatif virus corona.

Sementara itu, pemerintahan AS belum menjelaskan bantuan secara detail untuk sektor terkait pariwisata yang menjadi paling terpukul. Mnuchin menyebutkan, situasinya bahkan serupa dengan setelah serangan 11 September 2001.

Maskapai, hotel dan jalur pelayaran menjadi sektor yang paling terpengaruh. Mnuchin mengatakan, Presiden Trump menginginkan perusahaan-perusahaan AS di sektor itu perlu dilindungi, tapi pemerintah tidak akan melakukan bail out (talangan dari uang negara).

Jumlah kasus virus corona AS terus mengalami peningkatan dan hampir mempengaruhi tiga perempat dari 50 negara bagain. Menurut John Hopkins University, ada 1.297 kasus di AS dan 37 kematian.

Di tengah tren kenaikan itu, Mnuchin optimistis, kejatuhan ekonomi dari virus corona hanya bersifat sementara. Situasi ini tidak akan berlanjut selama bertahun-tahun. "Kami akan melewati ini. Saya yakin, setahun dari sekarang, ekonomi AS akan berada dalam kondisi sangat baik," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement