Kamis 12 Mar 2020 09:57 WIB

Italia Tuduh Uni Eropa Lamban Beri Bantuan

Hanya China yang merespons secara bilateral, menjual ventilator dan masker.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung berjalan di St Mark
Foto: Anteo Marinoni/LaPresse via AP
Pengunjung berjalan di St Mark

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Duta Besar Italia untuk Uni Eropa (UE), Maurizio Massari, mengeluhkan kurangnya solidaritas di antara negara-negara anggota. Padahal, pemimpin lembaga tersebut telah sepakat bahwa hingga 70 persen orang Eropa dapat terinfeksi oleh Covid-19.

Massari mengatakan, Brussels perlu melampaui keterlibatan dan konsultasi untuk menghadapi virus corona. Lembaga tersebut perlu menyusun tindakan darurat yang cepat, konkret, dan efektif.

Baca Juga

"Kita harus memastikan, di bawah koordinasi UE, pasokan peralatan medis yang diperlukan dan distribusi ulang di antara negara-negara dan kawasan yang paling membutuhkan," tulis Massari di situs web //Politico.

Pernyataan tersebut menjadi hantaman yang menunjukan kegagalan bagi negara-negara anggota Uni Eropa untuk menanggapi panggilan Italia. Negara tersebut membutuhkan bantuan pasokan tambahan peralatan medis, termasuk masker.

Jerman dan Prancis adalah di antara negara-negara UE yang telah memberlakukan batasan pada ekspor peralatan medis pelindung. Sementara China telah menawarkan untuk menjual 1.000 ventilator paru-paru, 2 juta masker, 20.000 jas pelindung, dan 50.000 kain penyeka untuk tes virus corona ke Italia.

"Hanya China yang merespons secara bilateral. Tentu saja ini bukan pertanda solidaritas Eropa," ujar Massari dikutip The Guardian.

Anggota UE pun melakukan pertemuan melalui video untuk membahas tanggapan terhadap virus corona. Selama pertemuan dua setengah jam Senin (10/2) malam, para pemimpin berjanji untuk meningkatkan koordinasi dan mengeluarkan dana hingga 25 miliar euro.

Komisi itu akan menyediakan 7,5 miliar euro yang dapat memicu pendanaan bersama oleh pemerintah nasional sebesar 17,5 miliar - 18 miliar euro. UE juga akan fleksibel dalam penerapan aturannya mengenai bantuan negara untuk memungkinkan pemerintah mensubsidi industri jika diperlukan.

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, mengatakan, negara-negara anggota telah sepakat akan siap untuk menggunakan semua instrumen yang diperlukan dalam mengatasi empat prioritas. Prioritas tersebut adalah membatasi penyebaran virus, memastikan pasokan peralatan medis, mempromosikan penelitian pada vaksin dan pengobatan, serta menangani dampak ekonomi.

Michel mengatakan, komisi Eropa akan membeli peralatan pelindung pribadi untuk memasok ke negara-negara anggota. "Harus dipastikan bahwa pasar internal berfungsi dengan baik dan segala hambatan yang tidak dapat dibenarkan dihindari. Perhatian khusus harus diberikan pada topeng dan respirator," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement