Rabu 11 Mar 2020 23:26 WIB

Kemenkes Dalami Status Satu Pasien Suspect Covid-19

Dua pasien sudah dipindahkan ke ruangan lain sebab kondisi kesehatan membaik.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) berada di Ruang Isolasi Infeksi Khusus (RIIK) untuk pasien yang terkena visrus corona di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, Jumat (24/1). (Abdan Syakura)
Foto: Abdan Syakura
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) berada di Ruang Isolasi Infeksi Khusus (RIIK) untuk pasien yang terkena visrus corona di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, Jumat (24/1). (Abdan Syakura)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG- Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung masih merawat lima orang pasien yang diduga atau suspect terpapar virus korona atau covid-19. Satu orang pasien diantaranya masih berstatus pendalaman pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

"Sampai kemarin sore, masih ada lima pasien yang dirawat di RIKK atau ruang isolasi infeksi khusus kemuning, ada lima," ujar Direktur RSHS Bandung, Nina Susana Dewi di RSHS Bandung, Rabu (11/3).

Ia mengungkapkan, dua orang pasien sudah dipindahkan ke ruangan lain sebab kondisi kesehatan yang menunjukkan perbaikan. Sedangkan dua orang lainnya hari ini akan dipulangkan. "Kalau dipindahkan dan dipulangkan kan membaik jadi itu artinya dikatakan memang negatif," katanya.

Namun, seorang pasien yang masih di RIKK masih dalam status pendalaman Kemenkes meski kondisinya membaik. "Orangnya dalam kondisi baik, jadi tidak ada infus, tidak ada O2 jadi sudah mandiri. Dia klinisnya bagus dan tidak memakai alat bantu," katanya.

Terkait dengan status seorang pasien yang masih didalami, Nina meminta agar para wartawan menanyakan langsung kepada juru bicara penanganan Covid-19 termasuk menyangkut status positif atau negatif terpapar virus korona. 

"Kita dengarkan aja nanti pak Yuri bicara apa soal ini karena dia yang menyebutkan bahwa ini berkontak dengan siapa dan siapa. Jadi kita tunggu saja pak Yuri menunggu beliau menyatakan apa," ungkapnya. 

Saat ini, Nina menambahkan, tim infeksi penanganan virus korona di RSHS berjumlah 65 orang terdiri dari 14 unit dokter sub spesialis, spesialis, dokter umum. Menurutnya, pihaknya memerlukan banyak orang. 

Selain itu, pihaknya berupaya memenuhi alat pelindung diri (APD) dan saat ini dikategorikan cukup. Menurutnya, harga APD relatif mahal dan untuk menangani satu pasien bisa 18 kali mengganti APD tersebut sebab terdapat tiga shift pekerjaan sehingga relatif lebih mahal harganya.

"APD itu memang cukup mahal ya, kalau saya bilang karena untuk satu kali pakai itu Rp 300 ribu. Dan untuk satu pasien itu ada 18 kali ganti, jadi artinya yang dipakai itu dipakai 18 set untuk satu pasien perhari," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement