Rabu 11 Mar 2020 18:14 WIB

Saat Corona Usik Tradisi Berusia 36 Tahun

Tradisi penyalaan obor di Olympia tak berjalan seperti biasanya.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Turis mengenakan masker berfoto dengan latar logo Olimpiade di Odaiba, Tokyo, Jepang, Rabu (29/1). Jepang telah mengevakuasi warganya dari China yang terkunci akibat virus corona.(AP)
Foto: AP
Turis mengenakan masker berfoto dengan latar logo Olimpiade di Odaiba, Tokyo, Jepang, Rabu (29/1). Jepang telah mengevakuasi warganya dari China yang terkunci akibat virus corona.(AP)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona menyajikan kengerian dan teror untuk dunia olahraga. Selain berhentinya kompetisi Sepak Bola Serie A Liga Italia atau seruan pertandingan tanpa adanya penonton, wabah epidemi asal Wuhan Cina itu juga merusak kegiatan sakral di dunia olahraga, seremoni menyalakan obor Olimpiade.

Kegiatan yang masuk ke dalam persiapan Olimpiade Tokyo 2020 itu berjalan tak sesuai tradisi. Untuk pertama kaliny sejak Olimpiade Los Angeles 1984, seremoni penyalaan obor Olimpiade yang diadakan di kota kuno Olympia, Yunani, harus dijalani tanpa kehadiran penonton. Panitia penyelenggara menerapkan langkah-langkah ketat demi melindungi manusia di zana dari virus corona.

Komite Olimpiade Yunani menyatakan, penonton telah dikecualikan dari kegiatan, baik dari gladi bersih penyalaan obor Olimpiade maupun dari seremoni.

"Seremoni perayaan api Olimpiade itu akan diselenggarakan tanpa kehadiran penonton dan hanya 100 orang undangan dan tamu kehormatan. Gladi bersih pada 11 Maret akan tertutup untuk penonton pun media," kata Komite Olimpiade Yunani dilansir Sky Sports.

Prefektur atau provinsi Ilia, tampat Olympia berada, berdiri di antara dua wilayah Yunani yang paling parah terkena virus corona. Sebelumnya, Wali Kota Olympia sudah menyurati Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach dengan mengajukan penangguhan seremoni itu sampai Mei.

Pada akhirnya, bukan hanya suporter dan penonton yang selalu menjadi 'korban'. Para pemain dan juga atlet yang berlaga dapat pula mengidap virus tersebut. Terutama, ketika manajemen serta pihak petinggi semakin abai dengan kepentingan yang lebih besar, yakni masalah kesehatan khalayak. 

Dalam segala pertimbangan yang telah dibicarakan, Komite Olimpiade International atau (IOC) mengumumkan, gelaran pesta olahraga akbar sedunia, Olimpiade Musim Panas Tokyo, akan tetap berlangsung sesuai jadwal yakni pada 24 Juni hingga 9 Agustus 2020 mendatang.

Juru bicara IOC, Mark Adams, mengajukan beberapa pertanyaan mengenai situasi Olimpade Tokyo saat wabah corona terus menghantui seluruh jagat bumi. Dalam sikapnya, Adams tetap teguh akan memulai Olimpade.

"Kami membuat keputusan dan keputusan itu adalah pertandingan (Olimpiade) akan tetap dilanjutkan," tegas Mark Adams.

Pada titik tertentu, pernyataan Adams tidak sepenuhnya salah. Meski pun ia dan masyarakat luas terus berharap otoritas kesehatan di seluruh negara dapat segera menangkal pun membasmi Covid-19.

Setidaknya masih ada waktu kurang lebih tiga bulan untuk terus mengetahui perkembangan tentang wabah corona sebelum dimulainya Olimpaide Tokyo. Tetapi, baru-baru ini 'kegiatan suci' Olimpiade pun sepi dari ingar bingar dan kemewahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement