Rabu 11 Mar 2020 08:04 WIB

Sejarah Hari Ini: 4 Kereta di Spanyol Dibom

Pengeboman empat kereta di Spanyol menewaskan 191 orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Bom (ilustrasi)(USF)
Foto: USF
Bom (ilustrasi)(USF)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Pada 11 Maret 2004, setidaknya 191 orang terbunuh, dan hampir 2.000 lainnya cedera dalam ledakan 10 bom. Bom meledak dari dalam empat kereta api di tiga stasiun kereta Madrid pada jam sibuk di pagi hari.

Melansir History, bom-bom tersebut diledakkan melalui telepon seluler. Serangan itu awalnya diduga dari kelompok militan Basque ETA. Namun kemudian segera terbukti bahwa serangan itu adalah otak dari kelompok militan Islam ekstrem yang terikat tapi tak mengikat, dan dianggap bekerja atas nama, al-Qaida.

 

Penyelidik meyakini bahwa semua ledakan disebabkan oleh alat peledak improvisasi yang dikemas dalam tas ransel dan dibawa naik kereta. Para teroris menargetkan Stasiun Atocha Madrid, di atau dekat tempat tujuh bom itu diledakkan.  

 

Bom-bom lainnya diledakkan di atas kereta yang dekat stasiun El Poso del Tio Raimundo dan Santa Eugenia. Tiga bom lainnya tidak meledak sesuai rencana dan kemudian ditemukan utuh.

 

Masyarakat Spanyol, dan mata dunia melihat serangan itu sebagai pembalasan atas partisipasi Spanyol dalam perang di Irak, di mana sekitar 1.400 tentara Spanyol ditempatkan pada saat itu. Serangan tragis itu terjadi dua hari sebelum pemilihan utama Spanyol, di mana Sosialis anti-perang berkuasa.  

 

Pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jose Luis Rodriguez Zapatero saat itu memindahkan pasukan Spanyol dari Irak. Pasukan terakhir meninggalkan negara itu pada Mei 2004.

 

Pengeboman kedua, dari jalur kereta AVE berkecepatan tinggi, diledakkan pada 2 April, tetapi tidak berhasil. Keesokan harinya, penghuni apartemen di Leganes dikaitkan oleh Polisi Spanyol sebagai otak di balik serangan kedua. 

 

Satu pengebom diyakini telah tewas dalam pengeboman kereta api dan 29 ditangkap. Setelah persidangan selama lima bulan pada 2007, sebanyak 21 orang dinyatakan bersalah, meskipun lima dari mereka, termasuk Rabei Osman yang diduga sebagai pemimpin, kemudian dibebaskan. Untuk mengenang para korban pengeboman 11 Maret, sebuah hutan peringatan pohon zaitun dan cemara ditanam di taman El Retiro di Madrid, dekat stasiun kereta api Atocha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement