Selasa 10 Mar 2020 18:26 WIB

104 Orang Meninggal Akibat DBD

Terbanyak kasus korban jiwa berada di Nusa Tenggara Timur.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Dokter memeriksa seorang balita yang terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (10/03/20).(Antara/Kornelis Kaha)
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Dokter memeriksa seorang balita yang terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (10/03/20).(Antara/Kornelis Kaha)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 104 jiwa meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama periode 1 Januari 2020 hingga 10 Maret 2020. Kematian terbanyak akibat gigitan nyamuk aedes aegypti terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu 32 jiwa.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga pekan ke-11 tahun ini atau 10 Maret 2020, kasus dan kematian akibat DBD terus terjadi. "Total kematian 104 jiwa dan total kasus 17.781," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (10/3).

Baca Juga

Ia menambahkan, total kasus dan kematian tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berikut rincian jumlah korban jiwa di Tanah Air;

  • NTT sebanyak 32 jiwa.
  • Jawa Barat 15 jiwa.
  • Jawa Timur 13 jiwa.
  • Lampung 11 jiwa.
  • Jawa Tengah empat jiwa.
  • Bengkulu tiga jiwa.
  • Sulawesi Tenggara tiga jiwa
  • Sulawesi Barat (2 orang)
  • Kalimantan Tengah (2 orang)
  • Kalimantan Timur (2 orang).
  • Sumatra Utara (2 orang).
  • Kalimantan Barat (2 orang).
  • Kalimantan Selatan (2 orang).
  • Riau (2 orang).
  • Sulawesi Tengah (2 orang).
  • Sulawesi Utara (2 orang).
  • Jambi (1 orang).
  • Kepulauan Riau (1 orang).
  • Bangka Belitung (1 orang).
  • Sumatra Selatan (1 orang). 
  • Nusa Tenggara Barat (1 orang).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement