Selasa 10 Mar 2020 18:10 WIB

Masuki Maret, DBD di Sleman Capai 160 Kasus

Angka itu memang cukup tinggi mengingat baru memasuki semester pertama 2020.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Nyamuk demam berdarah.(AP)
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.(AP)

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sleman sudah mencapai 160 kasus. Jumlah itu didapatkan dari periode 1 Januari sampai 9 Maret 2020.

"Jumlah kasus DBD sampai 9 Maret 2020 di Sleman ada 160, tidak ada kasus meninggal," kata Joko kepada Republika, Selasa (10/3).

Angka itu memang cukup tinggi mengingat baru memasuki semester pertama 2020. Tapi, Joko menekankan, jumlah itu mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan periode yang sama pada 2019 yang mencapai 205 kasus DBD.

Selain itu, Joko mengungkapkan, angka bebas jentik (ABJ) rata-rata yang ada di Kabupaten Sleman baru mencapai 93 persen. Angka ini memang masih ada di bawah angka ideal yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yaitu 95 persen.

Menurut Joko, selama ini pemahaman masyarakat Kabupaten Sleman tentang DBD memang masih cukup rendah. Bahkan, tentang kasus DBD, sebagian besar masyarakat masih melihat penanganannya minta untuk pengasapan atau fogging.

Untuk itu, ia berharap, masyarakat mampu meningkatkan pemahamannya tentang DBD. Termasuk, meningkatkan kesadaran tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang merupakan salah satu langkah penting pencegahan penularan DBD. "Fogging akan dilakukan bila memenuhi kriteria untuk memutus rantai penularan DBD," ujar Joko. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement