Selasa 10 Mar 2020 14:22 WIB

WHO: Ancaman Pandemi Virus Corona COVID-19 Sangat Nyata

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ada ancaman yang

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/Keystone/S. Di Nolfi
picture-alliance/Keystone/S. Di Nolfi

Senin (09/03), Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa "ancaman pandemi menjadi sangat nyata." Sedikitnya 114.000 orang telah terinfeksi virus corona COVID-19 di seluruh dunia. Tetapi Tedros menegaskan, "bahkan jika kita menyebutnya pandemi, kita masih dapat menahannya dan mengendalikannya."

"Itu akan menjadi pandemi pertama dalam sejarah yang dapat dikendalikan," katanya. "Kita tidak dikendalikan virus."

Tedros menyebut jumlah kasus virus corona COVID-19 berbeda-beda di setiap negara. Tercatat lebih dari 100 negara telah terjangkit wabah ini, dengan 93 persen dari total kasus berada di hanya empat negara yakni Cina, Iran, Italia, dan Korea Selatan.

Di Cina sendiri, lebih dari 80.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan sejak wabah mulai menyebar pertama kali di kota Wuhan pada bulan Desember tahun lalu. Pemerintah di sana tampaknya mampu "mengendalikan epidemi."

"Lebih dari 70 persen pasien sembuh dan telah dipulangkan," katanya.

"Tidak menyerah"

Sebelumnya, WHO menyebut 3,4 persen dari total orang yang terinfeksi COVID-19 meninggal dunia.

Berdasarkan data tim ahli internasional yang dikirim ke Cina bulan lalu, orang yang terinfeksi berusia di atas 80 tahun, memiliki angka kematian lebih dari 20 persen dari total yang meninggal dunia.

Menyorot kata pandemi, Tedros pun mengatakan, "saya tidak khawatir tentang kata itu, saya lebih khawatir tentang apa reaksi dunia terhadap kata itu."

"Pandemi tidak berarti bahwa kita mengatakan bahwa baik-baik saja untuk hidup dengan hal tersebut ... kita bisa menahannya," ujarnya.

"Tidak ada bendera putih. Kami tidak menyerah."

Pandemi didefinisikan WHO sebagai situasi di mana populasi seluruh dunia kemungkinan akan terkena infeksi ini dan berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit.

Italia karantina seluruh wilayah

Sementara itu, mulai hari ini Selasa (10/02) seluruh wilayah di Italia telah dikarantina untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 ke seluruh negeri.

Seluruh sekolah dan universitas di Italia juga ditutup hingga 3 April mendatang. Seluruh mobilitas 60 juta penduduk Italia juga dibatasi. Perjalanan hanya diperbolehkan untuk "keadaan darurat, pekerjaan yang sudah diizinkan, atau alasan kesehatan."

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte pun meminta warga untuk tetap berada di dalam rumah dan menghindari acara pertemuan publik di tempat-tempat umum dan terbuka. Bahkan seluruh pertandingan lanjutan Liga Italia Serie A juga ditunda.

Agar mendorong warga tetap berada di dalam rumah, bar dan restoran pun hanya diperbolehkan buka dari pukul 6 pagi sampai 6 sore. Antar sesama pelanggan diharuskan menjaga jarak setidaknya satu meter.

Semua museum dan tempat budaya juga ditutup menyusul klub malam, bioskop, teater, dan kasino, yang telah ditutup sejak akhir pekan kemarin. Sementara fasilitas transportasi publik dan supermarket masih akan tetap beroperasi.

rap/pkp (cna, afp)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement