Selasa 10 Mar 2020 13:19 WIB

Pemerintah Diminta Transparan Soal Corona

Pemerintah juga diminta menambah alat pendeteksi corona

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Esthi Maharani
Virus corona (ilustrasi).(www.freepik.com)
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).(www.freepik.com)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR Komisi IX Dewi Aryani meminta pemerintah lebih transparan dengan mengungkapkan detail dan jumlah pasien yang sudah dites terkait corona. Apalagi dalam beberapa hari jumlah penderita corona bertambah menjadi 19 orang.

"Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebaiknya jujur ada berapa jumlah alatnya dan berapa jumlah pasien yang sudah dites dalam beberapa waktu ini," kata Dewi Aryani dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (10/3).

Dia mengungkapkan, berdasar temuan dan informasi di lapangan bahwa prosedur dan proses yang dilakukan dalam melakukan tes terhadap pasien memakan waktu antara 3-5 hari. Semua tes spesimen pasien dikirim ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk diuji dan hasilnya dikembalikan lagi ke rumah sakit rujukan dengan rentang waktu antara 3-5 hari.

Kondisi waktu tersebut merupakan tes yang dilakukan di wilayah Pulau Jawa. Dewi lantas mempertanyakan bagaimana jika rumah sakit rujukan berada di luar Pulau Jawa dengan lokasi yang jauh dari pusat kota dan bandara.

Dia mengimbau pemerintah lebih terbuka dan segera menambah alat serta bila perlu jumlah orang yang dites Covid-19. Menurutnya, langkah cepat diperlukan guna mencegah penyebaran virus tersebut lebih lanjut.

Dia mengatakan, tes tersebut harus dilakukan secara proporsional merata di semua provinsi. Dewi melanjutkan, hal itu dilakukan bukan untuk membuat panik. Dia meminta semua pihak tidak menganggap sepele dan santai pemaparan dan penyebaran virus Corona.

"Kita lihat Singapura, Korea dan lain-lain mereka sudah melakukan tes kepada puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang. Masak Indonesia hanya melakukan tes hanya kepada sebanyak 300-an orang saja. Tidak masuk akal dengan dengan luasan wilayah dan pintu masuk ke negara ini yang begitu banyak dan beragam," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement