Selasa 10 Mar 2020 10:59 WIB

Virus Corona Menyusup ke Panama dan Mongolia

Panama dan Mongolia konfirmasikan adanya kasus pertama infeksi virus corona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Reiny Dwinanda
Waspada Virus Corona(Republika). Panama dan Mongolia konfirmasikan adanya kasus pertama infeksi virus corona.
Foto: Republika
Waspada Virus Corona(Republika). Panama dan Mongolia konfirmasikan adanya kasus pertama infeksi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, PANAMACITY -- Panama melaporkan kasus pertama infeksi virus corona atau Covid 19. Kementerian Kesehatan Panama mengumumkan kasus pertamanya itu melibatkan seorang perempuan berusia 40 tahun.

Kementerian Kesehatan Panama mengatakan, perempuan itu hanya mengalami gejala ringan. Ia sudah dipulangkan ke rumahnya dalam kondisi stabil.

Baca Juga

"Dia mengalami apa yang kami gambarkan kasus ringan virus corona," kata Menteri Kesehatan Panama Rosario Turner, Selasa (10/3).

Turner mengatakan, seorang perempuan yang tidak disebutkan namanya tersebut pulang dari Spanyol pada Senin (9/3) lalu. Dia dan langsung dibawa ke rumah sakit karena mengalami gejala demam dan batuk.

Turner mengatakan, pemerintah ingin transparan tentang kasus pertama di negara Amerika Tengah itu. Turner tidak mengungkapkan kewarganegaraan pasien tersebut.

Sementara itu, Pemerintah Mongolia pada Selasa ikut melaporkan kasus pertama penularan Covid-19 yang menyerang seorang warga berkebangsaan Prancis. Pasien itu merupakan ekspatriat yang bekerja di Mongolia.

Komisi Gawat Darurat Nasional dalam pernyataan tertulis mengatakan pasien itu sempat transit di Moskow, Rusia, saat terbang dari Prancis ke Mongolia. Sejauh ini, otoritas setempat telah mengidentifikasi 42 penumpang yang ditemui oleh pasien dan 120 individu yang diyakini sempat berada dalam jarak dekat dengan pasien tersebut.

Sejak mewabah pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir tahun lalu, jenis baru virus corona (novel coronavirus/ 2019 n-CoV) telah menyebar ke lebih dari 100 negara dalam tiga bulan terakhir. Di luar China, virus juga menular ribuan warga di Italia, Iran, dan Korea Selatan.

Pemerintah Korea Selatan pada Senin melaporkan 35 kasus baru penularan virus sehingga total pasien mencapai 7.513 jiwa. Dari jumlah itu, korban meninggal dunia sebanyak 54 orang, demikian keterangan dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel.

Walaupun demikian, otoritas setempat pada Senin mencatat tingkat penularan harian di Korsel telah menurun pada level terendah dalam 11 hari terakhir, khususnya setelah 200 ribu jemaat gereja Shincheonji telah diperiksa oleh tim medis.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Senin menyampaikan harapannya penyebaran virus dapat segera ditekan. Ia mengatakan, tren penyebaran yang telah menurun diharapkan dapat membuat kondisi di Korsel perlahan kembali stabil. Akan tetapi, ia mengingatkan banyak pihak masih terlalu dini untuk bersikap optimistis.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement