Selasa 10 Mar 2020 06:21 WIB

Petani Milenial Sleman Harus Melek Teknologi

Petani milenial mendapatkan materi terkait manajemen usaha tani.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Panen Jagung Bantuan Pemerintah. Jumali, petani memanen jagung di kawasan Depok, Sleman, Yogyakarta, Selasa (3/12).(Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Panen Jagung Bantuan Pemerintah. Jumali, petani memanen jagung di kawasan Depok, Sleman, Yogyakarta, Selasa (3/12).(Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Petani milenial di Kabupaten Sleman mendapatkan berbagai materi dalam kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang digelar pada 5 hingga 6 Maret 2020. Ada 34 petani milenial yang mengikuti kegiatan yang digelar di Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman tersebut. 

Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma), Rajiman, mengatakan, generasi milenial merupakan kelompok yang berorientasi kepada masa depan. Tidak hanya terbatas pada usia, generasi milenial melek akan teknologi. 

Untuk itu, petani milenial pun di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat harus melek akan teknologi. Dengan demikian, proses hingga hasil pertanian pun dapat maksimal. 

Rajiman menyebut beberapa prinsip yang harus dimiliki oleh petani milenial, yakni tidak berhenti berinovasi, wajib memiliki semangat kesuksesan, dan perluasan pasar. 

 

"Petani milenial juga harus memiliki prinsip menghasilkan produk yang berkualitas dan bisa memanfaatkan peluang," kata Rajiman dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (9/3). 

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Heru Saptomo menyebut pihaknya telah memfasilitasi masyarakat dengan adanya marketplace bernama Sleman Market. Selain itu, Desa App juga dihadirkan guna membantu masyarakat dalam bertani. 

"Sleman Market gunanya untuk memasarkan produk masyarakat Sleman dan Desa App berisi tentang cara budi daya yang baik," ujar Heru. 

Selama bimtek, petani milenial mendapatkan materi terkait manajemen usaha tani, packaging, quality control, serta kebersihan dan sanitasi olahan bahan pangan. Selain itu, juga ada materi penanganan pascapanen hasil pertanian, sertifikasi produk, manajemen pemasaran, dan manajemen kelompok. 

Materi terkait pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung pemasaran pertanian dan manajemen pengawasan serta pengendalian keamanan pangan juga diberikan kepada peserta. Materi tersebut diisi oleh beberapa pejabat penyuluh dari Pemkab Sleman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement