Senin 09 Mar 2020 21:32 WIB

Polda Sumsel Mulai Intensif Monitoring Penanganan Karhutla

Monitoring intensif bertujuan sebagai pencegahan dini karhutla setiap kemarau.

Relawan mencoba memadamkan api ketika simulasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau, Kamis (30/1/2020).(Antara/Rony Muharrman)
Foto: Antara/Rony Muharrman
Relawan mencoba memadamkan api ketika simulasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau, Kamis (30/1/2020).(Antara/Rony Muharrman)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kepolisian Daerah Sumatera Selatan pada Maret 2020 mulai intensif melakukan monitoring penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Tujuannya agar bisa dilakukan pencegahan sejak dini masalah yang biasa terjadi pada setiap musim kemarau itu.

Kegiatan monitoring dilakukan melalui ruangan pusat komando (Command Center) di Mapolda, Palembang, Senin (9/3), dipimpin Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Rudi Setiawan.

Dalam kegiatan itu, Wakapolda juga mengajak pejabat utamanya dan perwakilan dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Dinas Kehutanan, BPBD Sumsel, Korem Gapo, dan relawan Karhutla menyaksikan siaran langsung peluncuran aplikasi Lancang Kuning Nusantara di Pekanbaru, Riau.

Wakapolda Brigjen Pol Rudi Setiawan menjelaskan aplikasi Lancang Kuning Nusantara yang baru diluncurkan Kapolri Jenderal Polisi, Idham Azis bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, Wamen LHK Bapak Alue Dohong dan Gubernur Riau Syamsuar, merupakan aplikasi bersama yang berfungsi sebagai alat untuk memantau, mengetahui serta mempercepat proses penanggulangan bahaya Karhutla.

"Kami juga mencoba menghubungi para personel jajaran yang ada di wilayah Sumsel dengan menggunakan aplikasi Lancang Kuning Nusantara untuk mengetahui situasi lahan yang berpotensi terjadi bahaya Karhutla di lapangan," ujarnya.

Aplikasi Lancang Kuning Nusantara yang baru diluncurkan di Kota Pekanbaru, Riau ini, nanti diolah oleh Posko yang berguna untuk mempercepat dan memudahkan dalam upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Wilayah Sumsel yang berdekatan dengan Provinsi Riau memiliki potensi terjadinya Karhutla, oleh sebab itu daerah ini akan mendirikan posko untuk memudahkan koordinasi dengan Gubernur Sumsel, Herman deru serta kepala daerah dan stakeholder lainnya.

Untuk melakukan penanganan Karhutla, konsepnya ke depan akan dibuat Posko Penanggulangan Karhutla di tingkat provinsi dan kabupaten. Untuk poskonya nanti ada di Polda, Korem, BPBD dan kabupaten di wilayah Sumsel yang tergolong rawan kebakaran hutan dan lahan.

Sebentar lagi akan masuk musim kemarau, penanganan Karhutla akan dilakukan kolaborasi dengan stakeholder yang ada sehingga tahun ini lebih siap.

"Saya berharap, semua komponen masyarakat bisa bergabung menjadi relawan, ini provinsi kita, mari bahu-membahu bersama TNI, BPBD, kepolisian dan relawan untuk mencegah dan memadamkan api," ujar wakapolda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement