Senin 09 Mar 2020 21:02 WIB

Pemkot Serang Akui Kesulitan Tangani Sampah

Keterbatasan armada menjadi kendala dalam memaksimalkan pengangkutan sampah.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
  Pemkot Serang Akui Kesulitan Tangani Sampah. Foto: tumpukan sampah (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Pemkot Serang Akui Kesulitan Tangani Sampah. Foto: tumpukan sampah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Pemerintah Kota (pemkot) Serang mengaku masih kesulitan dalam menangani sampah yang ada di wilayahnya. Jumlah armada mobil pengangkut hingga Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengentaskan masalah sampah dinilai masih jauh dari ideal sehingga membuat pelaksanaannya belum optimal.

Wali Kota Serang Syafrudin membenarkan masalah sampah masih banyak hal yang perlu dievaluasi agar penanganan sampah bisa lebih baik. Terlebih soal ketimpangan jumlah personel dan mobil pengangkut sampah yang tidak sesuai dengan kapasitas sampah yang harus ditangani.

Baca Juga

"Dari sisi SDM sekarang baru ada 520 orang yang menangani sampah, walaupun di 2020 ini akan kita tambah jadi 600 orang. Armada yang kita punya juga baru ada 29 unit, tahun ini ditambah jadi 6 jadi 35 unit, masih kekurangan banyak sekali," jelas Syafrudin, Senin (9/2).

Menurutnya, jumlah sampah rumah tangga dan sampah lainnya di Kota Serang bisa mencapai 750 ton per hari. "Kurangnya masih banyak sekali memang, dengan 750 ton sampah per hari paling tidak kita butuh 100 unit armada. Jumlah SDM juga idealnya kita ingin paling tidak ada 800 orang untuk menangani 6 Kecamatan yang ada," katanya.

Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Kota Serang yang disebut Syafrudin masih belum ideal untuk sebuah Ibu Kota Provinsi menjadi kendala dalam penambahan SDM hingga armada. Meski begitu, ia mengklaim tiap tahun akan menjadikan penanganan sampah ini menjadi program prioritas Pemkot Serang.

"Tiap tahun akan kita tingkatkan penanganannya, kita tambah armada dan SDM-nya seperti yang sudah kita lakukan juga tahun ini. Hanya kita berharap juga ada bantuan anggaran ke Kota Serang entah dari Provinsi Banten atau pusat untuk menunjang program pembangunan di daerah yang baru dibentuk 2007 ini," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang Ipiyanto juga membenarkan  keterbatasan jumlah armada memang menjadi kendala dalam memaksimalkan pengangkutan sampah di wilayahnya. Meski begitu, ia mengaku DLHK sudah melakukan upaya untuk mengentaskan kendala ini, seperti menambah trip atau perjalanan mobil pengangkut sampah.

Menurutnya, sampah-sampah yang tidak terangkut juga bukan hanya karena keterbatasan SDM dan armada, melainkan juga karena ada sampah yang dibuang tidak Tempat Pembuangan Sampah (TPS) atau kontainer sampah yang sudah disediakan. Masih banyaknya warga yang membuang sampah di tanah kosong atau tempat lainnya nuga menyulitkan petugas dalam melakukan pekerjaannya.

"Persoalannya tidak hanya memindahkan dari satu tempat ke tempat lain, tapi mengurusi dari hulu ke hilir. Masyarakat diharapkan membuang sampah di TPS yang sudah kita siapkan, seperti di kontainer sampah, sehingga petugas akan mudah untuk mengangkutnya," terangnya.

Menurut data DLH Kota Serang, tiga Kecamatan penghasil sampah terbanyak berada di Kecamatan Serang dengan kapasitas sampah mencapai 113,2 ton per hari. Disusul Taktakan sebanyak 72,8 ton dan Walantaka 43,7 ton. Tonase sampah itu dihasilkan oleh 645 ribu penduduk Kota Serang, pertokoan, hingga pusat perbelanjaan. "Saat siang hari, jumlah orang yang beraktifitas di pusat Ibu Kota Banten itu akan lebih banyak, karena banyak karyawan yang beraktifitas di Kota Serang dari daerah lain," ucap Ipiyanto.

Ipiyanto juga menyebut penanganan sampah pada tahun ini juga akan dilakukan di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong. Pemkot menurutnya telah mendatangkan mesin untuk mengolah sampah agar bisa dimanfaatkan kembali.

"Mesin karbon Gen 5 start up dioperasikan di TPA Cilowong untuk menyelesaikan masalah timbulan sampah menjadi karbon aktif, dan masalah limbah air lindi menjadi biopestisida dan pupuk, masalah plastik menjadi fuel premium, Karosene, solar dan biji plastik, serta menghasilkan listrik yg distore di battery mobil 70 A dan 12 Volts, ini merupakan teknologi karbonisasi dari penemunya yang bernama Dr. Ishenny's,"katanya.

Pemakaian mesin ini disebutnya dikarenakan setiap hari jumlah sampah yang masuk ke TPSA Cilowong mencapai 360 kubik. Banyaknya sampah tersebut tentu harus dapat dikendalikan dengan baik agar tidak menimbulkan masalah. “Mesin ini sengaja didatangkan dari Aceh untuk mengelola sampah, dari satu alat ini memiliki 5 fungsi,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement