Senin 09 Mar 2020 19:45 WIB

Awal Ramadhan, PBNU Masih Menunggu Hasil Pengamatan Hilal

PBNU masih belum menentukan awal Ramadhan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
PBNU masih belum menentukan awal Ramadhan. rTim rukyatul hilal melakukan pemantauan posisi hilal di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (5/5/2019). (Antara/Zabur Karuru)
Foto: Antara/Zabur Karuru
PBNU masih belum menentukan awal Ramadhan. rTim rukyatul hilal melakukan pemantauan posisi hilal di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (5/5/2019). (Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF-PBNU) memprediksikan 1 Ramadhan 1441 H bertepatan 24 April 2020 berdasarkan hisab, namun NU masih akan tetap menunggu hasil rukyat hilal (pengamatan awal dan akhir bulan).  

Wakil Ketua Lembaga Falakiyah (LF) PBNU, KH Sirril Wafa, menuturkan dalam kalender NU, awal Ramadhan memang pada 24 April 2020. Dengan keterangan, ijtimak atau konjungsi antara Bulan dan Matahari di akhir Sya'ban terjadi pada 23 April pukul 09.30.

Baca Juga

Ijtimak adalah tanda berakhirnya siklus bulan Qamariyah. "Artinya ada jeda waktu yang cukup lama antara ijtima sampai Maghrib. Sehingga memungkinkan bulan ada di atas ufuk ketika Matahari terbenam," tutur dia kepada Republika.co.id, Senin (9/3).

Berdasarkan perhitungan tersebut, Sirril menyampaikan, ketinggian vulan pada 23 April waktu Maghrib sudah lebih dari 3 derajat untuk wilayah Pulau Jawa. Kondisi ini dianggap sudah cukup tinggi dan memenuhi kriteria yang digunakan Kementerian Agama. Sedangkan jika ijtimak terjadi menjelang matahari terbenam, tentu Matahari terbenam bersama bulan atau didahului bulan. "Nah itu enggak mungkin ada hilal," ucap dia. 

Karena itu, menurut Sirril, pemantauan hilal atau rukyat akan berhasil. Ada sekitar 100 titik rukyat yang disebar oleh LF-PBNU di seluruh wilayah Indonesia. Meski sudah ada perhitungan penentuan awal Ramadhan, mekanisme di NU tetap mengacu pada hasil rukyat atau pemantauan langsung hilal.

"Di NU, penentuan awal waktu terkait ibadah tunduk pada nash-nash agama. Ilmu-ilmu yang menyangkut kealaman seperti astronomi itu untuk membantu. Meski sudah ada perhitungan dari dulu, mekanisme di NU menggunakan kaidah rukyat hilal atau pemantauan hilal, atau observasi hilal di akhir Sa'ban, jadi tetap menunggu hasil rukyat," jelasnya.

Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menentukan 1 Ramadan 1441 Hijriyah jatuh pada Jumat kliwon yang bertepatan pada 24 April 2020. 

Keputusan ini disampaikan melalui Maklumat PP Muhammadiyah Nomor  01/MLM/I.0/E/2020 Tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah 1441 H, yang dikeluarkan pada 25 Februari 2020.

Awal Ramadhan 1441 Hijriyah atau 2020 ini diperkirakan akan seragam, yakni jatuh pada 24 April. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama, Thomas Djamaluddin, terkait potensi keseragaman awal Ramadhan 1441 Hijriah.

"Dengan kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah dan kriteria tinggi bulan 2 derajat yang digunakan Nahdlatul Ulama dan pemerintah, awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha 1441 Hijriyah tahun ini Insya Allah seragam," kata dia kepada Republika.co.id.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement