Senin 09 Mar 2020 19:26 WIB

PUPR Mulai Bangun Fasilitas Karantina Penyakit Menular

Fasilitas kesehatan yang dibangun tersebut diharapkan selesai pada akhir Maret 2020.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Kementerian PUPR mulai bangun fasilitas karantina penyakit menular. Foto seorang petugas medis bersiap memakai alat pelindung diri untuk memeriksa pasien suspect virus corona, (ilustrasi).
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Kementerian PUPR mulai bangun fasilitas karantina penyakit menular. Foto seorang petugas medis bersiap memakai alat pelindung diri untuk memeriksa pasien suspect virus corona, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai menyiapkan pembangunan fasilitas karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular, termasuk untuk virus corona baru Covid-19. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan fasilitas tersebut dilakukan di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

"Fasilitas memanfaatkan lokasi bekas tempat penampungan (kamp pengungsi Vietnam) yang difungsikan sejak 1979 hingga 1996 di Pulau Galang. Kini lokasi tersebut merupakan kawasan wisata sejarah," kata Basuki, Senin (9/3).

Baca Juga

Basuki menargetkan fasilitas kesehatan yang dibangun tersebut diharapkan selesai pada akhir Maret 2020. Basuki menuturkan Presiden Joko Widodo memberikan target pembangunan dapat dilakukan dua hingga tiga pekan dan siap untuk dimanfaatkan.

"Berarti tidak hanya bangunan untuk karantina dan isolasi saja, tetapi juga pendukungnya, seperti rumah dokter atau perawat, dapur umum, gudang, laundry, dan lain-lain," ujar Basuki.

Dia memastikan saat ini Kementerian PUPR sudah memulai land clearing di lokasi tersebut. Selain itu juga dipastikan pasokan listrik dari PLN juga akan segera kita sambungkan di lokasi tersebut.

Basuki mengatakan pada tahap awal akan dibangun dua bangunan bertingkat dua yang terdiri dari fasilitas karantina termasuk isolasi. Untuk ruang observasi, kata Basuki, akan dilengkapi dengan kapasitas 230 tempat tidur yang setiap kamarnya memiliki kapasitas rawat untuk delapan sampai 10 pasien.

"Sementara untuk ruang isolasi terdiri dari 30 tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) dan 20 tempat tidur Non ICU dengan peralatan sesuai standar yang berlaku," tutur Basuki.

Selain itu di sekitar fasilitas utama juga akan dilengkapi sarana olah raga, ruang terbuka hijau serta sarana pengolahan sampah padat dengan insinerator khusus dan serta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Untuk insinerator limbah padat, Basuki memastikan Kementerian PUPR akan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Basuki menambahkan, bekas rumah sakit yang ada di lokasi tersebut juga masih bisa dimanfaatkan. "Saya lihat strukturnya masih bagus, dinding dengan double cover asbes masih kuat, tinggal plafon dan kayu kusen yang lapuk kita akan ganti," ungkap Basuki.

Dia menambahkan, anggaran pembangunan seluruh sarana dan prasarana kesehatan tersebut dilakukan melalui Kerja sama Operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya (Persero) dan PT Waskita dengan Konsultan Manajemen Konstruksi PT Virama Karya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement