Senin 09 Mar 2020 17:13 WIB

Kopi Impor Asal Vietnam Masih Beredar di Lampung

Kopi impor di Lampung justru merusak tatanan niaga kopi lokal.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Fakhruddin
Salah satu kopi robusta yang dihasilkan oleh para petani di Kabupaten Lampung Barat(Muhammad Hafil/Republika)
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Salah satu kopi robusta yang dihasilkan oleh para petani di Kabupaten Lampung Barat(Muhammad Hafil/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Setelah gencar penolakan kopi impor, tahun lalu, kopi impor asal Vietnam masih masuk Lampung namun melalui pelabuhan daerah lain. Gubernur Lampung Arinal menyatakan perang melawan pengusaha impor kopi yang akan merusak produksi kopi lokal.

Arinal mensinyalir kopi-kopi diimpor pengusaha dari luar Lampung, setelah adanya komitmen dengan Pelabuhan Panjang untuk tidak lagi mengimpor kopi asal Vietnam. “Kita perang pengusaha importir yang masih impor kopi ke Lampung,” kata Gubernur Arinal Djunaidi pada pertemuan yang digelar di PT Pelindo II Panjang, Bandar Lampung, Senin (9/3).

Mantan Sekdaprov Lampung tersebut mengemukakan kopi impor asal Vietnam masih membanjiri pasaran kopi di Lampung. Dampaknya, harga dan kualitas kopi produksi lokal menjadi berpengaruh. Untuk itu, semua pihak siap perang dengan pengusaha importir kopi yang masih bermain di Lampung.

Menurut dia, sebanyak 10 produksi pertanian dan perkebunan unggulan asal Lampung menjadi terbesar dalam ekspor, termasuk kopi. Untuk itu, ujar dia, bila ada dan beredar kopi impor asal negara lain di Lampung justru merusak tatanan niaga kopi produk lokal.

Arinal mensinyalir masih ada pengusaha importir kopi yang memasok kopi impor ke Lampung, namun melalui provinsi lain. Impor kopi tersebut berdampak pada kesejahteraan petani kopi dan kualitas kopi lokal yang menjadi unggulan Provinsi Lampung.

Pemprov Lampung, ujar dia, tetap melindungi petani kopi dan kualitas kopi robusta khas Lampung. Perang melawan pengusaha importir kopi menjadi penting, untuk mempertahankan kualitas kopi dan kesejahteraan petani kopi lokal.

Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Juprius menyayangkan adanya impor kopi dari Vietnam yang masuk ke Indonesia khususnya ke Provinsi Lampung. "Masuknya kopi impor, maka negara dirugikan karena kita harus bayar dengan dolar AS. Selain itu, perekonomian kita juga akan melemah, siklusnya bukan untung, tapi rugi," kata Juprius.

Selain itu, menuru dia, dengan adanya impor kopi tersebut juga memberikan dampak penurunan harga kopi di Lampung. Hingga saat ini penurunan harga kopi di Lampung diperkirakan mencapai sebesar 30 persen atau sekitar Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per kilogram.

Harga kopi dari Rp 25 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp18 ribu per kilogram. Kalau turun terus seperti ini, dia mengatakan, naib petani kopi Lampung maskin miris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement