Senin 09 Mar 2020 14:01 WIB

Selama 2019, Ada Ratusan Kasus Kekerasan Anak di Sleman

Sosialisasi pemahaman keluarga ramah anak terus gencar diberikan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah anak mengusung poster anti kekerasan terhadap anak.
Foto: Antara/Maulana Surya
Sejumlah anak mengusung poster anti kekerasan terhadap anak.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas P3AP2KB) Kabupaten Sleman menggelar simulasi keluarga ramah anak. Agenda ini kembali dilakukan demi meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan hak dan perlindungan bagi anak.

Kali ini, simulasi keluarga ramah anak dilaksanakan bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Sleman. Menyasar dusun-dusun ramah anak dan kampung KB ramah anak.

Sekretaris DP3AP2KB Kabupaten Sleman Tina Hastani mengatakan, di Kabupaten Sleman sepanjang 2019 masih terdapat 144 kasus kekerasan anak. Dia menilai, tingginya kasus kekerasan anak menunjukkan gambaran kurangnya pemahaman.

"Masih adanya kasus kekerasan terhadap anak menjadi gambaran masih banyak orang tua atau masyarakat yang memerlukan pemahaman mengenai hak-hak anak," kata Tina di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Senin (9/3).

Dia merasa, pada kenyataanya anak-anak tetap sering menjadi korban kekerasan. Bahkan, Tina berpendapat, anak-anak kerap dianggap sebagai hak milik yang bisa kapan saja diperlakukan semena-mena. "Maka itu, penting membentuk keluarga yang ramah anak," ujar Tina.

Ketua Tim PKK Kabupaten Sleman Kustini Purnomo menuturkan, saat ini sosialisasi pemahaman keluarga ramah anak terus gencar diberikan. Dilaksanakan mulai tingkat dusun sampai kepada RW maupun RT.

"Dengan inovasi yang dilakukan Tim PKK Kabupaten Sleman, masyarakat dapat mudah untuk mengimlementasikan keluarga ramah anak," kata Kustini.

Bagi Kustini, dalam mewujudkan perlindungan terhadap anak perlu ikut serta banyak pihak, tidak menyerahkan tanggung jawab ke orang tua. Masyarakat dinilai punya kewajiban yang sama memberikan perlindungan bagi anak-anak.

"Melalui simulasi ini, semua bisa terlibat untuk penanganannya," ujar Kustini.

Kustini berpendapat, sumber daya manusia di Kabupatan Sleman sangat banyak. Jadi, dia mengingatkan, potensi besar itu perlu diberdayakan untuk mengikuti cara-cara dalma rangka mewujudkan perlindungan bagi anak-anak.

Dalam agenda itu, sebanyak 70 orang mengambil bagian dalam simulasi keluarga ramah anak. Mereka akan pula menjadi pilot project untuk nantinya dapat diikuti oleh masyarakat di wilayahnya masing-masing. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement