Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Pimpinan MPR ApresiasiPelestarian Bahtsul Masail di NU

Ahad 08 Mar 2020 18:40 WIB

Red: Gita Amanda

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid  saat memberikan sambutan pada acara pembahasan masalah keseharian yang dilaksanakan Lembaga Bahtsul Masail PC. NU Kabupaten Gresik Jawa Timur.

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid saat memberikan sambutan pada acara pembahasan masalah keseharian yang dilaksanakan Lembaga Bahtsul Masail PC. NU Kabupaten Gresik Jawa Timur.

Foto: MPR
Budaya pembahasan masalah sehari-hari harus terus dijaga dan dilestarikan.

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Dihadapan anggota Lembaga Bahtsul Masail Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Gresik Jawa Timur, Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengapresiasi budaya pembahasan masalah sehari-hari yang terus dijaga dan dilestarikan  dikalangan masyarakat NU. Lestarinya Bahtsul Masail menurut JaziIul menandakan bahwa tradisi keilmuan yang biasa digalakkan pesantren, masih bertahan dikalangan masyarakat.

Ke depan, tradisi Bahtsul Masail harus terus digalakkan, termasuk kepada generasi millenial. Agar generasi muda tahu, proses lahirnya hukum tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi melalui proses panjang, termasuk menggunakan kajian ilmiah yang tidak sederhana.

Baca Juga

"Teknologi sudah memudahkan kebutuhan dalam hidup. Tetapi generasi muda tidak boleh terlena dengan teknologi. Mereka juga harus mengetahui proses penciptaan sebelum bisa dinikmati, dan itu bisa diajarkan melalui kegiatan Bahtsul Masail," kata JaziIul menambahkan.

Pernyataan itu disampaikan Jazilul Fawaid saat memberikan sambutan pada acara pembahasan masalah keseharian yang dilaksanakan Lembaga Bahtsul Masail PC. NU Kabupaten Gresik Jawa Timur. Acara tersebut berlangsung di Masjid Soghir (langgar gede) KH.Umar Burhan Gresik,  Jalan Nyai Ageng Arem Arem no 35 kota Gresik, Ahad (8/3). Ikut hadir pada acara tersebut Rois Suraih PC. NU Kabupaten Gresik KH. Robbah Ma'sum, dan Ketua DPRD Kabuoaten Gresik Fandy Ahmad Yani.

Dimasa lalu, menurut Jazilul kebiasaan melaksanakan Bahtsul Masail, tampak dalam proses lahirnya Pancasila yang banyak melibatkan para ulama. Bahkan, Pancasila kata Jazilul merupakan perasan Bahtsul Masailnya para kyai. Dan kalau bukan para kyai yang ikut menyusun, maka Indonesia tidak akan hadir dan berdiri sampai saat ini.

"Selain dimensi ilmiah, Bahtsul Masail juga mengembangkan tradisi silaturrahim dan menjaga lestarinya kitab-kitab kuning yang dihasilkan ulama-ulama terdahulu," kata Jazilul lagi.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler