Ahad 08 Mar 2020 17:00 WIB

Jahe Merah di Kota Serang Tembus Rp 80 Ribu

Harga jahe di Kota serang meningkat 100 persen sejak kabar covid-19 di Indonesia.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jahe merah.
Foto: PxHere
Jahe merah.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Harga rempah jahe merah di Pasar Induk Rau (PIR) di Kota Serang mencapai angka tertinggi sejak isu virus corona mulai menjangkit warga Indonesia. Sejak Senin (2/3) lalu, harga jahe merah meningkat hingga Rp 80 ribu dari sebelumnya Rp 40 ribu.

Staff Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang Toro mengatakan, kenaikan ini belum pernah terjadi beberapa tahun terakhir. Ia menilai kenaikan imbas dari info yang beredar di masyarakat terkait khasiat jahe merah dalam menangkal virus corona.

"Kenaikan jahe merah itu sejak ramai berita virus corona saja, ketika Presiden Jokowi mengumumkan kalau ada warga yang terkena corona. Kemungkinan karena katanya berkhasiat menyembuhkan, sebelum itu harganya normal aja," jelas Toro, Ahad (8/3).

Menurutnya, jahe merah saat ini bahkan mulai sulit didapatkan. Hanya sebagian kecil pedagang di PIR yang masih memiliki stok jahe merah. "Stok jahe merah selama ini memang hanya dari lokal saja, dari Pandeglang, dari Lebak. Sebelumnya cukup, hanya karena permintaan memang tinggi jadi banyak yang kosong," katanya.

Selain jahe merah, jahe putih juga mengalami kenaikan harga hingga Rp 60 ribu dari harga normal sebelumnya Rp 35 ribu. Untuk itu, Toro mengatakan pihaknya akan berupaya memasok jahe merah dari para petani di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

"Minggu ini juga langsung ada kiriman petani, tapi memang seperti kemarin-kemarin begitu stok datang langsung habis. Akan kita pantau lagi, biasanya kan masyarakat kaget saja karena pengaruh informasi seperti kejadian di Serpong kemarin, nggak lama reda," katanya.

Tidak hanya komoditas jahe, rempah lain yang dipercaya bisa menangkal corona seperti Temulawak juga mengalami penurunan. "Kenaikan nggak cuman jahe aja sih, Temulawak juga, tadinya Rp 6 ribu sekarang dampai Rp 20 ribu. Kita akan lihat perkembangannya nanti, ini kan biasa kalau permintaan naik," jelasnya.

Imbas dari kenaikan harga jahe merah sangat dirasakan oleh para warga binaan di Lapas II Serang yang mempunyai program keahlian pembuatan jahe merah dalam kemasan. Program pembinaan yang sudah berlangsung sejak 2014 lalu ini disebut sempat kesulitan dalam kegiatan produksinya karena stok jahe merah yang langka.

"Kita kesusahan karena stok di Pasar Induk Rau sedikit bahkan sempat kosong. Sementara tanaman jahe merah yang kita punya masih usia empat bulan, belum bisa dipanen karena minimal satu tahun baru bisa konsumsi," jelas Kepala Subseksi Pembinaan Dwi Riyanto.

Menurutnya, dalam sebulan para warga binaan di Lapas II Serang bisa menghasilkan 20 kilogram kemasan jahe merah untuk dipasarkan di tempat oleh-oleh atau di tempat penerimaan tamu di lapas. Karena kenaikan harga jahe merah, kemungkinan pohaknya akan menaikkan harga jahe merah kemasan yang dibuat.

"Biasanya maksimal saja Rp 35-40 ribu satu kilogram, sekarang sampai Rp 80 ribu. Ini kan berat karena kita jual satu kilogram sachetnya itu Rp 120 ribu ketika normal, berat kalau tetap harganya," katanya.

Jahe merah buatan Lapas II Seranv disebutnya cukuo diminati banyak masyarakat selama ini yang dijual via daring hingga tempat oleh-oleh. Adanya isu virus corona disebutnya semakin membuat permintaan jahe merah kemasan meningkat.

"Jahe merah kemasan kita banyak yang suka, karrna ketika kita display di ruang pengunjung atau di tempat oleh-oleh itu ternyata banyak yang minat. Kemarin banyak pegawai BUMN setelah sosialisasi di Lapas mereka memborong jahe merahnya karena suka ketika kami suguhkan minuman jahe," ungkapnya.

Dwi berharap agar stok jahe merah bisa kembali normal agar kreatifitas para warga binaan tidak terhenti. "Sementara ini masih ada stok, kita juga kan ada komunitasnya. Tapi kalau sudah habis terpaksa kita harus ambil yang di Depok dengan harga yang tinggi," ujarnya. Alkhaledi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement