Sabtu 07 Mar 2020 16:36 WIB

Mentan Dorong Industri tak Hanya Produksi Pupuk Subsidi

Sektor pertanian adalah solusi kehidupan yang pasti.

Rep: Novita Intan / Red: Agus Yulianto
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus melakukan berbagai terobosan strategis guna meningkatkan produksi pangan hingga sukses menembus pasa ekspor
Foto: istimewa
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus melakukan berbagai terobosan strategis guna meningkatkan produksi pangan hingga sukses menembus pasa ekspor

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan produksi pangan di Indonesia. Salah satunya mendorong industri pupuk khususnya Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang agar tak hanya memproduksi pupuk subsidi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang dapat memproduksi berbagai jenis pupuk lainnya untuk pengembangan komoditas yang memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

"Saya pikirkan kepada seluruh industri pupuk yang ada agar tidak hanya mempersiapkan pupuk-pupuk bersubsidi, tapi mempersiapkan komoditi-komoditi tertentu untuk didorong mempergunakan pupuk yang luar biasa agar besok ada ekspor yang kita lakukan," ujarnya saat acara Kujang Festival di Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (7/3).

Syahrul menekankan, pembanguan sektor pertanian harus diperkuat pada masa mendatang. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara ke empat terbesar di dunia dengan jumlah penduduk sebanyak 267 juta jiwa.

"Oleh karena itu, semua harus berkonsentrasi mendorong pertanian kita, semua harus berkonsentrasi mempersiapkan pertanian kita termasuk pangan mereka (rakyat Indonesia, red)," ucapnya.

Ke depan pihaknya berupaya memprioritas pengembangan komoditas pangan lainnya lain yang menjanjikan untuk diekspor, sehingga sektor pertanian semakin kuat mendongkrat pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kita punya jagung kurang apa semua tempat bisa di tanam. Kita punya manggis yang tidak ada di negara lain. Kita juga punya nanas dan jeruk yang rasanya memang rasa tropis yang berbeda dari negara-negara sub-tropis yang ada dan itu dibutuhkan dunia. Belum lagi kita bicara kopi, belum lagi kita berbicara coklat, belum lagi kita berbicara berbagai komuditas sayur dan lain-lain," ujarnya.

Untuk komoditas pangan Indonesia mengambil bagian dalam pasar ekspor tersebut, Syahrul optimis mampu mewujudkannya. Pupuk Kujang turut berkontribusi menghadirkan pertanian yang semakin siap ke depannya.

"Saya langsung PD (percaya diri, red) melihat karena katakanlah nenasnya menjadi sangat berat sekali, paprikanya luar biasa kayak yang hebat banget gitu dan saya tanya berapa per ton per hektar jawabanya antara 22 sampai 25 ton. Harganya di atas sekian ratus ribu, ini luar biasa," ucapnya.

Syahrul juga optimis Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dunia dari aspek pertanian. Peranan industri pupuk khususnya Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang adalah sangat besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan, sehingga jangan membiarkan rakyat sendiri.

"Kapan lagi kita perbaiki negeri ini. Memberikan dukungan kepada petani kalau tidak dari sekarang agar mereka besok selain memenuhi kebutuhan nasional yang memang kita butuhkan menjadi makanan dan ketersediaan lainnya kita memang harus ekspor. Kenapa? Karena ekspor itu menjanjikan berkali-kali lipat," ucapnya.

Terakhir, Syahrul menegaskan, sektor pertanian adalah solusi kehidupan yang pasti. Kemajuan suatu daerah dari tingakt desa hingga kabupaten dapat diwujudkan dengan memprioritaskan program pertanian.

"Kalau bupati mau melihat rakyat Karawang maju perhatikan pertanian dengan baik. Kalau Pak Camat mau melihat kecamatannya maju dorong saja pertanian lebih baik. Kalau kepala desa semua mau melihat rakyatnya hidupnya lebih baik terpenuhi kesejahteraanya dorong pertaniannya. Kalau mau negara ini hebat maka pertanian adalah salah satu jawabannya," ucapnya.

Sementara Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menambahkan, pihaknya telah membentuk program dan kebijakannya yakni melawan alih fungsi lahan pertanian. Sehingga, sejalan dengan upaya pemerintahan Karawang dalam menjaga lahan pertanian teknis.

"Karawang sebagai pusat ketahanan pangan nasional sebab sebagai lumbung padi Jawa Barat. Walaupun sejak tahun 1983 pengembangan industri ada di Kabupaten Karawang, namun komitmen yang utama bersama DPRD bagi petani, dua tahun lalu menetapkan peraturan daerah tentang lahan pertanian berkelanjutan," ujarnya.

Cellica menyebut, Kabupaten Karawang memiliki 37 ribu hektare lahan teknis dan juga penyesuaian tata ruang wilayah sampai dengan tahun 2030, sebanyak 87 ribu hektare lahan pertanian teknis dipertahankan.

"Mengapa demikian? Karena produksi beras di Kabupaten Karawang sebanyak 1,3 juta gabah kering giling (GKP) per tahun, sementara kebutuhan Karawang 500 ribu ton GKP per tahun," ucapnya.

Dengan demikian, menurutnya, produksi padi di Kabupaten Karawang surplus 800 ribu ton GKP per tahun. Sehingga, pemerintah Kabupaten Karawang memiliki komitmen yang kuat terkait kebijakan dan regulasi untuk tetap mempertahankan Karawang sebagai lumbung padi Jawa Barat dan pusat ketahanan pangan nasional

"Karena tadi sudah bicara dengan Pak Menteri, kalau sudah urusan perut adalah urusan yang besar. Kalau yang lain bisa ditunda, tapi urusan pangan tidak bisa ditunda. Kami siap bersinergi dengan program Bapak Menteri, kami berkomitmen mewujudkan kedaulatan pangan," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement