Sabtu 07 Mar 2020 15:16 WIB

Kacamata Baru, Bantu Arya Melihat Masa Depan Lebih Terang

Program Indonesia Melihat akan membantu 1600 anak yang membutuhkan kaca mata

General Manager Resource and Mobilization Dompet Dhuafa, Doni arlan, Sabtu (7/3) mengungkapkan Sejumlah 100 kacamata kami berikan untuk anak-anak pelajar yang membutuhkan penunjang kegiatan belajarnya. Dari keseluruhan bantuan sebanyak 1.000 Kacamata, Aceh adalah pelaksanaan pertama dari seluruh Indonesia. Insyaa Allah akan bergulir di wilayah lain seperti di Kupang, Nusa Tenggara Timur, awal pekan Maret”.
Foto: istimewa
General Manager Resource and Mobilization Dompet Dhuafa, Doni arlan, Sabtu (7/3) mengungkapkan Sejumlah 100 kacamata kami berikan untuk anak-anak pelajar yang membutuhkan penunjang kegiatan belajarnya. Dari keseluruhan bantuan sebanyak 1.000 Kacamata, Aceh adalah pelaksanaan pertama dari seluruh Indonesia. Insyaa Allah akan bergulir di wilayah lain seperti di Kupang, Nusa Tenggara Timur, awal pekan Maret”.

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH - Mungkin bagi kita yang berada di kota-kota besar berganti-ganti kacamata adalah hal biasa. Tapi tidak bagi anak-anak usia sekolah yang berada di pelosok. Tak sedikit dari mereka kesulitan dalam belajar dan membaca, karena masalah penglihatan. 

Sejak didirikan pada 1987, Pondok Pesantren (Dayah) Ulee Titi Raudhatuth Thalibah, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, telah mengalami banyak perkembangan. Dimulai dari puluhan santri, kini Dayah  memiliki santri sebanyak 3.400 orang, terdiri dari 1.800 santriwati dan 1.600 santriwan.

Muhammad Arya Hidayah (12), merupakan  salah satu santriwan asal Lhok Nga, Aceh Besar, dari 1.600 lainnya yang mendapatkan bantuan Kacamata dari sebuah program Indonesia Melihat. Digawangi  Dompet Dhuafa dan Narasi, yang juga bersinergi dengan Adira Syariah Cabang Aceh, bantuan kacamata tersebut menjadi gelaran distribusi Indonesia Melihat yang pertama dilaksanakan di Aceh pada Jum’at (28/2), tepatnya di Dayah Ulee Titi.

Arya mengaku, sejak dirinya masih duduk di kelas 5 SD, ia sudah ingin melanjutkan ke Pondok Pesantren untuk menggapai cita-citanya sebagai Pendakwah. Hampir setahun Arya berada di Dayah, ia merasa seru akan ramainya kebersamaan banyak teman. Baginya, waktu tidak ada yang sia-sia dalam menuntut ilmu agama di Dayah. “Pakai kacamata sejak kelas 3 SD, karena kebanyakan main games dan menggambar di waktu malam dalam kondisi penerangan yang kurang terang,” aku Arya.

Semula ketika dirinya menjalani pemeriksaan  mata, masih -0,50. Lalu meningkat terus hingga sekarang mata kanan sudah -3,50 dan mata kiri -3,75. Pastinya kacamata sebelumnya sudah kurang jelas. Karena minusnya meningkat. Santriwan yang mendapat prestasi ranking satu di kelasnya itu, juga mengaku  jika tidak menggunakan kacamata, penglihatannya kurang jelas. Terutama tidak terbaca melihat tulisan. 

“Waktu itu di Dayah ada pengumuman, jika sakit mata dihimbau untuk pergi ke klinik. Saya berinisiatif mengisi formulir dan cek kesehatan mata. Setelah di cek, ternyata minus meningkat dengan kacamata baru, melihat lebih jelas dan terang. Kacamata ini akan saya rawat, karena pemberian dari donatur baik. Terima kasih Dompet Dhuafa, Narasi, dan Adira Syariah," kata Arya.

Sebelum distribusi kacamata Indonesia Melihat digulirkan, tim kesehatan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa Cabang Aceh telah mengadakan rangkaian aksi pemeriksaan kesehatan mata di Dayah tersebut.

General Manager Resource and Mobilization Dompet Dhuafa, Doni arlan, Sabtu (7/3) mengungkapkan Sejumlah 100 kacamata kami berikan untuk anak-anak pelajar yang membutuhkan penunjang kegiatan belajarnya. Dari keseluruhan bantuan sebanyak 1.000 Kacamata, Aceh adalah pelaksanaan pertama dari seluruh Indonesia. Insyaa Allah akan bergulir di wilayah lain seperti di Kupang, Nusa Tenggara Timur, awal pekan Maret”. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement