Sabtu 07 Mar 2020 12:22 WIB

Korsel Laporkan 174 Kasus Baru Virus Corona

Jumlah infeksi virus corona di Korsel melonjak jadi 6.767 kasus.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Petugas medis membawa pasien ke ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien virus corona, ilustrasi
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas medis membawa pasien ke ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien virus corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) melaporkan 174 kasus virus corona tipe baru atau Covid-19, Sabtu (7/3). Pusat Kajian dan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KCDC) Korea mengatakan, jumlah total orang yang terinfeksi virus di seluruh Korsel menjadi 6.767.

"Pasien meninggal tidak berubah angkanya yakni 44 dari Jumat malam," ujar KCDC dikutip Channel News Asia, Sabtu (7/3).
 
Jumlah kasus penyakit menular melonjak di negeri Gingseng itu sejak pertengahan Februari ketika seorang persen berusia 61 tahun yang dikenal sebagai "Pasien 31" dites positif. Dia tetap menghadiri layanan keagamaan di Gereja Shincheonji Yesus di kota tenggara Daegu yang disinyalir menularkan corona kepada jemaat lainnya.
 
Korsel telah melaporkan total kasus virus corona terbanyak di luar China. Sekitar 60 negara dan wilayah telah memberlakukan larangan perjalanan atau karantina pada kedatangan dari negeri pimpinan Moon Jae-in.
 
Lebih dari 90 persen kasus Korsel berada di selatan kota Daegu dan provinsi tetangga di Gyeongsang Utara. Sebagian besar infeksi di negara itu terkait dengan Gereja Shincheonji Yesus.
 
Sejumlah acara dari konser K-pop hingga musim olahraga telah dibatalkan atau ditunda karena potensi penularan. Banyak sekolah diliburkan dan taman kanak-kanak diperpanjang tiga minggu secara nasional.
 
Pada Jumat, Korsel mengatakan akan menangguhkan visa dan keringanan visa untuk Jepang dalam menanggapi pembatasan perjalanan Tokyo pada Korea. Sebab kekhawatiran akan virus corona memicu pertikaian antara tetangga yang bertetangga sebelum Perang Dunia Kedua.
 
Pakar kedaruratan tertinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan mengatakan, bahwa Jepang dan Korsel harus fokus pada pengelolaan epidemi dan menyelamatkan nyawa, bukan pada percekcokan politik atas pembatasan perjalanan. WHO mengatakan semua negara harus menjadikan penanggulangan wabah corona sebagai prioritas utama mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement