Jumat 06 Mar 2020 17:49 WIB

Mahasiswi UIN Korban Pelecehan Seksual Oknum Ojek Daring

Mahasiswi UIN melaporkan kasus pelecehan seksual oknum ojek daring.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berinisial DM menjadi korban pelecehan seksual di jalan Gang Nipan RT 04 RW 08 , Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Jumat (6/3).
Foto: Republika/Abdurrahman Rabbani
Seorang mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berinisial DM menjadi korban pelecehan seksual di jalan Gang Nipan RT 04 RW 08 , Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Jumat (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  

 

Baca Juga

TANGERANG SELATAN — Seorang Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berinisial DM menjadi korban pelecehan seksual di jalan Gang Nipan RT 04 RW 08, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Diketahui saat itu korban lakukan perjalanan menuju RS UIN melalui jalanan sepi dan gelap. 

Diketahui, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah tersebut masih mengemban pendidikan semester delapan di Fakultas Tarbiyah. Laporan yang diterima dirinya mendapat perlakukan tidak senonoh dari oknum ojek daring. 

Kejadian Rabu malam sekitar pukul 20.30 WIB. Dirinya seorang diri pulang berjalan kaki setelah berobat dari apotek Berkah Salamah di Jalan Kertamukti dan menuju ke arah Rumah Sakit UIN. 

“Ojek daring lawan arah datang ke arahku. Motor yang ia kendarai kondisinya dalam keadaan pelan, tiba-tiba menyerong ke arah jalanku, dan tangan pengendara ojek meraba bagian dada,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/3).  

Dirinya mengatakan ciri-ciri pendengara ojek daring memiliki hidung mancung, menggunakan helm bewarna hijau. Dia menduga antara pengemudi Grab dan Gojek. Pengendara ojek daring juga menggunakan jas hujan plastik warna hijau. 

Di samping itu, laporan dari warga RT 04 RW 02 yang juga pemilik warung kelontong di Gang Nipan, Aan (40 tahun) membenarkan adanya pelecehan seksual yang dialami seorang mahasiswi. Dirinya mengungkapkan memang kondisi jalan itu minim penerangan. “Kondisinya gerimis waktu itu (Rabu malam), gang ini emang sepi dan kalau malah hari itu gelap penerangan cuma di ujung jalan,” katanya. 

Lebih lanjut, di ujung jalan ini biasanya banyak mahasiswa dan ojek daring berkumpul. Namun pada saat itu, dikarenakan kondisinya gerimis jalanan tersebut sepi dan tidak ada warga yang berlalu lalang. 

“Karena sepi orang, saya pukul 20.00 WIB sudah tutup warung, itu kan kejadian sekitar pukul 20.30 WIB jadi sepi tidak ada siapa-siapa juga,” jelas Aan. 

Diketahui, penerangan lampu hanya terdapat di ujung jalan. Sekitar jarak 30 meter baru ada lampu yang menerangi jalan tersebut. Informasi yang diketahui, sejumlah warga sudah berkali-kali memasang lampu di jalan tersebut, namun tidak lama lampu mati dan kadang hilang. “Ya pasti pelaku ngelakuin gitu, pas ada kesempatan aja, ditambah kondisi jalan gerimis, sepi dan gelap,” ungkapnya. 

Menurutnya, kejadian pelecehan di jalan tikus Gang Nipan baru pertama kali terjadi. Sebelumnya tidak ada laporan warga atau masyarakat yang mendapat pelecehan seksual seperti itu. “Ya mungkin sering dan ada saja tapi, mungkin sekali ini yang baru ketahuan, yang sebelumnya enggak ketahuan,”  kata Aan.

Laporan tersebut telah diterima Polsek Ciputat. Kapolsek Ciputat Endy Mahandika mengatakan korban melalui pendampingnya sudah melapor ke Wakapolsek Ciputat AKP Anna Tangke Tasik.  

“Dikarenakan Polsek Ciputat tidak memiliki Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), maka oleh Wakapolsek diarahkan ke Polres Tangsel, siang ini kita akan lakukan pengecekan ke tempat,” jelasnya. 

Pantauan dari Republika.co.id, kondisi jalan Gang Nipan atau disebut jalan tikus ini nampak sepi. Di samping jalan tersebut merupakan kebun kosong yang dijadikan tempat sampah ilegal. Terlihat posisi jalan terletak dibelakang bangunan milik warga setempat. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement