Jumat 06 Mar 2020 14:40 WIB

Upaya Kimia Farma Capai Pertumbuhan Dua Digit pada Kuartal I

Realisasi target pertumbuhan dua digit dimotori dengan ritel farmasi.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Logo Kimia Farma
Logo Kimia Farma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kimia Farma (Persero) menargetkan pertumbuhan double digit pada kuartal I 2020. Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo optimistis target ini mampu tercapai. Verdi mengatakan upaya merealisasikan target pertumbuhan dua digit dimotori dengan ritel farmasi yaitu Apotek Kimia Farma, distributor di Kimia Farma Trading dan Distribution.

"Sedangkan di manufakturnya untuk proyek-proyek tender pemerintah itu sudah mulai berjalan, yang tadinya tertunda di 2019," ujar Verdi saat dihubungi di Jakarta, Jumat (6/3).

Selain itu, kata Verdi, kehadiran pabrik baru Kimia Farma di Banjaran, Kabupaten Bandung dan pabrik Rapid Test di Bali, diyakini menopang pertumbuhan perusahaan pada kuartal I. Verdi juga menyebut kontribusi holding BUMN farmasi mampu mengerek kinerja perusahaan.

"Kita bagian dari holding di mana Bio Farma sebagai holding-nya, kita punya rantai dari hulu sampai hilir, kita sangat mendukung dengan holding tersebut sehingga menjadi solid, yang tadinya kita sama Indo Farma beririsan, sekarang sudah mulai kita tata," ucap Verdi.

Verdi menambahkan saat ini kesadaran masyarakat juga terhadap kesehatan meningkat akibat wabah corona. Verdi tak menampik tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan berdampak positif bagi kinerja perusahaan.

"Syukur alhamdulillah masyarakat Indonesia sekarang pola kesadaran mulai meningkat, untuk peningkatan sistem imun mereka sudah mulai membeli suplemen atau vitamin gitu, fungsinya salah satunya untuk pencegahan corona itu," kata Verdi.

Kendati begitu, lanjut Verdi, Kimia Farma juga mendapat sejumlah tantangan dalam merealisasikan target pertumbuhan dobel digit pada kuartal I. Salah satunya dengan terhambatnya bahan baku obat dari China yang selama ini mendominasi dengan sebesar 60 persen. Meski stok obat dan alat kesehatan masih sangat cukup, Kimia Farma sejak Desember dan Januari sudah jauh-jauh hari melakukan antisipasi dengan mengambil bahan baku dari India yang sudah berjalan maupun sedang berlangsung. Sementara impor bahan baku dari China saat ini sudah berhenti.

"Sementara itu juga stok bahan baku kita sementara ini masih cukup, kekurangan kita relatif tidak terlalu banyak. Stok masih sangat cukup, bahkan dari Kemenkes juga meninjau stok persediaan kita di KImia Farma," ucap Verdi.

Verdi mengimbau masyarakat tetap tenang menghadapi corona. Kimia Farma memiliki rantai jaringan dari hulu yakni pabrik bahan baku obat. Verdi mengatakan keberadaan pabrik bisa mendorong Kimia Farma melakukan percepatan pembuatan bahan baku obat yang terbaru sehingga mampu mengurangi nilai impor, terutama untuk menggantikan impor dari China.

"Kita juga melakukan pengawasan terhadap persediaan kita. Kita berkolaborasi dengan Kemenkes di mana stok dan bahan baku masih sangat cukup," lanjut Verdi.

Untuk sisi preventif, kata Verdi, sejak 10 Januari 2020, Kimia Farma sudah melakukan proses komunikasi informasi dan edukasi kepada masyarakat dengan memasang banner terhadap pencegahan corona, termasuk bagaimana apoteker dan dokter di Kimia Farma memberikan informasi ke masyarakat, dan juga kita membangun adanya 64 titik Corona Center di tiap-tiap kota di Indonesia. Masyarakat bisa mendatangi Corona Center untuk bertanya mengenai seputar corona.

"Kami tetap melakukan koordinasi terus menerus antara Kemenkes dan Kementerian BUMN, termasuk mengupayakan menjaga ketersediaan baik bahan baku maupun obat," kata Verdi menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement