Jumat 06 Mar 2020 12:59 WIB

Pengamat Pertanian Minta Masyarakat Jangan Panik

Pemerintah sudah memastikan kebutuhan pangan 2020 aman dan terkendali.

Rak kosong di sebuah toko ritel di Tangerang, Banten, Senin (2/3). Warga melakukan aksi panic buying di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona di Indonesia.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Rak kosong di sebuah toko ritel di Tangerang, Banten, Senin (2/3). Warga melakukan aksi panic buying di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pertanian dan Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Entang Sastraatmaja, mengimbau agar masyarakat tidak panik dan menghawatirkan stok pangan nasional. Menurut Entang, kekhawatiran itu tidak berdasar karena pemerintah sudah memastikan kebutuhan pangan 2020 aman dan terkendali.

"Kalau kita percaya data yang ada, pasti cukup. Hanya saja jangan takut soal stok, karena sebenarnya kita sudah sangat piawai dalam mengatur kebutuhan," kata Entang, Kamis (5/3) lalu, dalam siaran persnya.

Baca Juga

Seperti diketahui, baru-baru ini terjadi Panic Buying pada sebagian masyarakat, menyusul kabar virus corona yang masuk ke Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk memiliki persediaan lebih di masing-masing keluarga.

Entang mengatakan, sebaiknya masyarakat mulai membangun hasrat deteksi dini dalam menghadapi sebuah masalah seperti menyebarnya virus corona. Kata dia, jika hal ini diterapkan, maka, tidak akan ada sikap semacam panic buying.

"Kalau masyarakat masih mengedepankan situasi tersebut, maka Panic buying akan terus terjadi," terang Entang.

Entang berharap, Kementerian Pertanian melalui Kepala Daerah perlu membangun komunikasi yang lebih efektif dan berkualitas dengan masyarakat. "Jadikan Kepala Daerah sebagai penyuluh Kementan dalam menjelaskan ketersediaan bahan pangan pokok kita," katanya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Ujang Paman Ismail menyayangkan sikap masyarakat yang bersikap panic buying. Terlebih jika ada pedagang yang menaikan harga secara sepihak. "Panic buying hanya membuat kebutuhan sehari-hari langka, dan pedagang akan selalu menggunakan kesempatan ini untuk mengambil untung. Ini tentu sangat merugikan masyarakat, dan tidak perlu dilakukan," ujarnya

Mengenai hal ini, Ujang mendukung sikap pemerintah yang menindak tegas oknum pencari untung di atas penderitaan orang lain. "Saya sangat setuju tindakan kepolisian yang dengan tegas akan menindak spekulan yang merugikan nasyarakat banyak dengan menjual barang yang dibutuhkan dengan harga yang tidak rasional. Seharusnya, ketika kita menghadapi wabah seperti ini, kita harus tunjukkan persaudaraan kita sebagai satu bangsa dengan saling membantu dan tolong menolong sehingga kepanikan seperti sekarang tidak harus terjadi," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement