Rabu 04 Mar 2020 23:25 WIB

Strategi Perusahaan BUMN akan Diselaraskan

Perusahaan BUMN akan menjadi agen pembangunan dengan mempertimbangkan risiko bisnis

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Perusahaan BUMN akan menjadi agen pembangunan dengan mempertimbangkan risiko bisnis. Foto Menteri BUMN Erick Thohir, (ilustrasi).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Perusahaan BUMN akan menjadi agen pembangunan dengan mempertimbangkan risiko bisnis. Foto Menteri BUMN Erick Thohir, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan meyelaraskan strategi perusahaan BUMN. Deputi Bidang Keuangan dan Management Risiko Kementerian BUMN Nawal Nely mengatakan khusunya strategi tersebut harus diselaraskan dengan formulasi yang dibuat Kementerian BUMN.

"Arahannya perusahaan BUMN tetap menjadi agen pembangunan. Saat bersamaan juga harus mempertimbangkan risko bisnis," kata Nely dalam sebuah diskusi di Hotel Kempinski, Rabu (4/3).

Dengan adanya Deputi Bidang Keuangan dan Management Risiko, Nely mengatakan akan mendorong laporan keuangan perusahaan BUMN harus merefleksikan kondisi ekonomi. Begitu juga dengan kinerja yang sesungguhnya dari setiap perusahaan BUMN.

Untuk itu, Nely menegaskan setiap perusahaan BUMN harus dibuat dengan strategi yang sudah diformulasikan Kementerian BUMN. "Kita juga berusaha untuk yang selama ini lebih abstrak diukur beberapa industri bisa lebih baik tapi masih ada yang harus lebih baik pengendalian risikonya," tutur Nely.

Nely mengatakan aka meninjau lagi bagaimana semua perusahaan BUMN akan lebih selaras dengan market dan cash flownya.  Sebab, Nely mengakui tahapan implementasi pengendalian risiko memang jaluh lebih baik dilakukan oleh perusahan BUMN di sektor perbankan.

"Perbankan ini memang bankingnya itu benar-benar diatur karena industrinya memanguntuk mengelola risiko. Sudah ada di prosesnya," ujar Nely.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement