Rabu 04 Mar 2020 20:42 WIB

Emil Bentuk Crisis Center Corona di Semua Kabupaten/Kota

Crisis center corona dibentuk di semua kabupaten/kota di Jabar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Emil Bentuk Crisis Center Corona di Semua Kabupaten/Kota. Foto: Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Emil Bentuk Crisis Center Corona di Semua Kabupaten/Kota. Foto: Gubernur Jabar Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengerahkan berbagai potensi untuk mencegah dan menangani virus covid-19 (corona). Untuk memudahkan koordinasi dengan setiap pihak terkait, Pemprov Jabar membentuk crisis center yang akan hadir di setiap kabupaten/kota.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hingga saat ini terdapat 23 pasien suspect corona di Jawa Barat. Namun, baru kasus di Depok yang dinyatakan positif terpapar virus tersebut.

"Yang 23 negatif, Alhamdulillah. Yang positif hanya yang dilaporkan Pak Presiden," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat memimpin rapat koordinasi lintas sektor terkait pencegahan dan penanganan covid-19 kemarin.

Acara ini dihadiri seluruh unsur terkait seperti rumah sakit, dinas kesehatan, TNI/Polri, dan pelaku pariwisata. Emil menjelaskan, warga Jawa Barat yang terpapar covid-19 saat beraktivitas di Jakarta.

Saat ini, menurut Emil, pihaknya menetapkan status siaga covid-19 terkait mulai masuknya virus tersebut ke Indonesia. Ini juga diiringi dengan dibentuknya crisis center covid-19.

"Ketuanya saya, ketua harian Pak Sekda, sekretarisnya kadinkes.  Di bawahnya elemen kemuspidaan, kemasyarakatan. Crisis center ini akan hadir di 27 daerah," katanya.

Emil menjelaskan, crisis center ini akan bekerja untuk menampung berbagai informasi kredibel dari berbagai pihak. "(Crisis center) ini satu-satunya tempat untuk mengonfirmasi semua apapun terkait covid-19 di Jawa Barat," katanya.

Dengan begitu, kata dia, semua pihak agar mengecek terkait virus tersebut di Jawa Barat ke crisis center tersebut. "Hubungi hotline covid-19 08112093306. Sebelum melakukan apa, konfirmasi dulu ke crisis center untuk validitas," kata Emil.

Menurutnya, warga pun bisa meminta jemput ambulans melalui nomor crisis center tersebut. Ia menilai, pembentukan crisis center ini penting untuk menenangkan masyarakat yang saat ini cukup dibuat panik. "Jaga kondusivitas masyarakat untuk informasi valid," katanya.

Selain itu, kata dia, crisis center inipun dibentuk untuk mengedukasi masyarakat agar tidak salah dalam mengantisipasi virus ini. Sebagai contoh, warga yang dalam kondisi sehat tidak perlu menggunakan masker terlebih dalam situasi yang penuh keterbatasan ini. Apalagi, badan kesehatan dunia WHO tidak menyarankan warga yang sehat menggunakan masker. "Bahkan kalau salah pakai, bisa meningkatkan risiko. Jangan bolak-balik ke apotek beli. Jangan sampai dokter yang membutuhkan masker (saat memeriksa pasien), tidak kebagian," kata Emil.

Emil mengatakan, Pemprov Jabar sudah mengirimkan 10 ribu masker ke Depok tempat ditemukannya pasien positif covid-19. Dengan adanya crisis center ini pun, akan menghitung dampak apa saja yang dirugikan akibat penyebaran covid-19 ini. Walaupun, sejauh ini tidak ada kerugian ekonomi akibat situasi tersebut.

"Tim crisis center sudah menghitung dampak-dampaknya ke ekonomi. Jangka pendek atau menengah. Per hari ini semua parameter ekonomi masih baik. Mudah-mudahan kita terus bisa melaksanakan rutinitas harian. Waspada tapi rasional, bukan waspada tapi emosional," paparnya.

Menurut Emil, di Jawa Barat terdapat sekitar 52 rumah sakit yang akam menjadi rujukan bagi pasien suspect corona seperti Rumah Sakit Hasan Sadikin,  Rumah Sakit Khusus Paru Rotinsulu, dan Rumah Sakit Gunung Djati. "Sudah dilengkapi dengan ruang isolasi," katanya.

Namun, kata dia, masih terdapat kekurangan peralatan di rumah sakit tersebut. "Peralatan canggih, ventilator belum semua memiliki. Tapi tidak semua pasien membutuhkan," katanya.

Emil berharap pasien yang dirujuk harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan yang benar. "Jangan pasien yang belum apa-apa, sudah dirujuk ke RSHS," katanya.

Tak hanya itu, kata dia, pihaknya akan memasang alat pengecek suhu di sejumlah pintu masuk seperti terminal, stasiun, dan bandara. "Sebelum naik bis, kereta, pesawat, kita akan mengecek suhu," katanya.

Sementara itu, terkait potensi warga Jawa Barat yang berwisata ke luar negeri, Emil mengimbau agar menundanya. "Jika kegiatan bisa ditunda, tak ada urgensi, mending ditunda dulu. Setiap traveling ke negara terpapar, punya risiko," katanya.

Emil pun meminta agar warga memilih lokasi wisata di Jawa Barat untuk berlibur. "Fokuskan berwisata di Jawa Barat, dengan kekuatan kekompakan kita, krisis ini akan berakhir," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement