Rabu 04 Mar 2020 15:17 WIB

Pemerintahan Trump Diminta Ungkap Info Pembunuhan Khashoggi

Dua anggota Kongres AS berencana membuka paksa rilis laporan AS tentang Khashoggi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.
Foto: AP
Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pemimpin bipartisan Komite Intelejen Senat Amerika Serikat (AS) menuntut agar pemerintahan Donald Trump mengungkapkan informasi soal pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. Mereka mendesak segera dirilis klarifikasi tentang pembunuhan Khashoggi di Istanbul.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada penjabat Direktur Intelijen Nasional Richard Grenell, Ketua Komite Intelijen Senat Richard Burr, dan Senator Demokrat Mark Warner dari Virginia meminta laporan yang tidak diklasifikasi mengenai pembunuhan Khashoggi sebagaimana disyaratkan oleh ketentuan dalam 2019 National Defense Authorization Act. Surat yang dikirim Senin, pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post.

Sementara itu, dua anggota Kongres AS, Senator Ron Wyden dan Tom Malinoswski yang keduanya dari Demokrat, bersama dengan tunangan Khashoggi Cengiz Hatic menggelar konferensi pers untuk mengumumkan rencana membuka paksa rilis laporan AS. "Undang-undang menetapkan bahwa di depan umun, dengan cara yang tidak rahasia, Anda akan mengindentifikasikan siapa yang melakukan, mereka yang berpartisipasi, mereka yang memerintahkan pembunuhan ini atau terlibat di dalamnya atau bertanggung jawab atas kematian Jamal Khashoggi," ujar Wyden dikutip Aljazirah, Rabu (4/3).

Sebuah ketentuan yang terlampir pada pernyataan tahunan menyaratkan laporan publik dari badan intelejen AS untuk mengidentifikasikan pelaku pembunuhan Khashoggi serta sosok yang memerintahkan atau sebaliknya terlibat dalam pembunuhan. "Undang-undang tidak meninggalkan ambiguitas. Undang-undang itu sangat spesifik tentang apa yang perlu diketahui publik," kata Wyden.

Malinowski mengatakan, Khashoggi "dibawa" keluar dari AS oleh pemerintah Saudi dengan tujuan membunuh dan membungkamnya. Menurutnya, pembunuhan Khashoggi tidak hanya pelanggaran hak asasi manusia.

"Itu adalah tindakan arogansi ekstrem oleh pemerintah Arab Saudi untuk berpikir mereka bisa lolos dengan membunuh seseorang yang mencari dan menerima tempat berlindung di AS," kata Malinowski.

Wyden mengatakan, dia kini menerapkan prosedur dalam Komite Intelijen Senat yang menyediakan untuk rilis informasi kongres. Voting Senat kemungkinan akan dibutuhkan.

Cengiz menuturkan, bahwa sudah 518 hari kebenaran ditolak, dan keadilan diabaikan. "Saya di sini hari ini untuk mendukung seruan Senator Wyden untuk rilis publik laporan DNI dan intelijen terkait lainnya sehingga kami tahu jawaban atas beberapa pertanyaan kritis kami," ujarnya.

"Tidak ada alasan untuk merahasiakan laporan DNI. Tidak ada alasan untuk menyembunyikan kebenaran," ujarnya menambahkan.

Khashoggi adalah warga AS dan kolumnis untuk The Washington Post hilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018. Setelah awalnya mengatakan bahwa Khashoggi telah meninggalkan konsulat dalam keadaan hidup, berpekan kemudian pemerintah Saudi mengakui bahwa ia terbunuh sambil menyalahkan kelompok "nakal" dari operasi Saudi.

CIA dilaporkan bertekad dengan yakin bahwa Putra Mahkota Kerajaan Mohammed bin Salman mengarahkan pembunuhan Khashoggi. Pembunuhan tersebut menimbulkan kecaman dunia terhadap Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement