Senin 02 Mar 2020 15:10 WIB

Dilaporkan Karena Berita Corona, Fahira: Hoaksnya Dimana?

Sebagai anggota dewan Fahira berupaya berikan informasi kepada warga terkait Corona

Senator Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, walau coba dibungkam dengan dituduh menyebar hoaks terkait corona, dirinya akan terus memberi masukan, saran, dan kritik kepada pemerintah untuk mengerahkan semua sumber daya terutama anggaran untuk menghalau virus corona
Senator Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, walau coba dibungkam dengan dituduh menyebar hoaks terkait corona, dirinya akan terus memberi masukan, saran, dan kritik kepada pemerintah untuk mengerahkan semua sumber daya terutama anggaran untuk menghalau virus corona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid yang sering melaporkan tokoh-tokoh yang sering mengkritik kebijakan pemerintah kembali membuat laporan ke polisi. Kali ini yang dilaporkan adalah Anggota DPD RI Fahira Idris ke Polda Metro Jaya atas tuduhan penyebaran berita bohong.

Padahal ciutan Fahira Idris hanya meneruskan pemberitaan salah satu media online (tribunnews.com) terkait 136 Pasien dalam Pengawasan Virus Corona di Indonesia. Dalam ulasannya, tribunnews.com juga menginformasikan bahwa pasien dalam pengawasan ini tersebar di beberapa rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga

“Letak hoaksnya dimana? Saya tidak menambahkan atau mengurangi informasi dari tribunnews.com. Yang dimaksud 'dalam pengawasan' tidak lain adalah 'suspek' dan tidak berarti 'positif terinfeksi virus corona COVID-19'," tutur Fahira Idris, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (2/3).

Fahira menyatakan faktanya jika merujuk ke informasi yang disampaikan tribunnews.com memang terdapat 136 pasien dalam pengawasan corona yang sekali lagi adalah suspek. Bahkan tidak ada satupun kalimat baik oleh tribunnews ataupun saya yang mengatakan bahwa sudah ada pasien positif corona di Indonesia. Akan tetapi oleh mereka digoreng bahwa terkesan menginformasikan bahwa sudah ada kasus corona di Indonesia, dan sekarang mau dilaporkan polisi.

"Kan aneh. Ya silahkan saya, saya akan hadapi. Saya juga berencana melaporkan balik pihak-pihak yang menuduh saya telah membuat dan menyebar hoaks,”ucap dia. Menurut Fahira, jika memang berita yang disampaikan media online tersebut hoaks, kenapa hanya dirinya yang dilaporkan, tetapi media online yang bersangkutan tidak. Hal ini karena apa yang disampaikan tribunnews.com sudah meminta penjelasan dari Kemenkes bahwa memang terdapat pasien yang dalam pengawasan corona yang sekali lagi adalah suspek.

"Anehnya, bila pelapor tersebut yakin informasi itu hoaks, kenapa yang dijadikan obyek pelaporan cuma saya, bukan media yang bersangkutan. Makanya saya tanya kembali di mana letak hoaksnya? Saya menghapus postingan pertama karena tribunnews meralat judulnya. Mungkin agar publik tidak salah paham. Makanya saya ganti dengan berita dengan judul yang baru," ujar dia.

Ia menambahkan bahwa tribunnews itu media besar dan terpercaya, serta beritanya hasil produk jurnalistik yang dilindungi undang-undang. Maka ia teruskan berita tersebut sebagai salah satu tugas anggota dewan yang melakukan pengawasan terhadap penanggulan virus corona dan meningkatkan kewaspadaan warga.

Fahira mengungkapkan, walau coba dibungkam dengan dituduh menyebar hoaks terkait corona, dirinya akan terus memberi masukan, saran, dan kritik kepada pemerintah untuk mengerahkan semua sumber daya terutama anggaran untuk menghalau virus corona agar tidak menyebar di Indonesia. Dirinya mengaku beberapa hari ini mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai lebih berfokus mencari celah ekonomi di tengah kekhawatiran dunia akan pandemi Virus Corona COVID-19.

Salah satunya adalah memprioritaskan guyuran anggaran promosi wisata agar wisman yang batal mengunjungi China, Korea atau Jepang (negara yang sudah terinfeksi virus corona) datang ke Indonesia.“Saya disumpah untuk melalukan pengawasan dan saya akan terus lakukan terutama pengawasan terkait kebijakan pemerintah dalam menghalau virus corona. Saya akan terus kritisi kebijakan stimulus pariwisata dan influencer untuk promosi wisata. Fokus kita itu harusnya bukan keluarkan anggaran agar turis datang ke Indonesia, tetapi menyiapkan segala sesuatu baik itu hal yang substansi mulai anggaran, menajemen krisis, penyiapan alat pemeriksaan virus, kesiapan fasilitas kesehatan, sampai yang teknis misalnya saja mengantisipasi kelangkaan masker,” pungkas Fahira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement