REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Rapat Koordinasi Kebudayaan dengan tema Gotong Royong Memajukan Kebudayaan. Mendikbud Nadiem Makarim berharap di dalam rakornas ini nantinya muncul hal yang konkrit dan bisa langsung dilaksanakan oleh dinas kebudayaan di berbagai daerah di Indonesia.
Di dalam sambutannya, Nadiem mengatakan agar masyarakat dan pemerintah daerah tidak melihat budaya sebagai kesenian, tarian, atau karya semata. Budaya jangan hanya menjadi sesuatu yang ditampilkan namun juga dapat dinikmati oleh masyarakatnya.
"Apa saja hal yang unik di daerah itu, apa UMKM yang unik di daerah itu, apa tempat kegiatan sehari-hari yang unik itu harus dipikirkan," kata Nadiem, ketika membuka rakornas kebudayaan, di Hotel Grand Sahid, Rabu (26/2) malam.
Di dalam rakornas ini, lanjut dia, kepala dinas jangan melihat kebudayaan sebagai suatu hal yang terpisah. Ia meminta agar di dalam pembahasan yang akan dilakukan selama rakornas tiga hari ke depan, dibuat daftar apa saja yang biasanya menarik dikunjungi oleh pendatang.
"Saya ingin bapak ibu kepala dinas memikirkan di masing-masing daerah anda, kalau ada orang dari luar datang dalam tujuh hari dia kemana saja. Apa rencana perjalanan pendatang. Pada saat bapak ibu bisa menjawab dan jawabannya adalah hal yang menarik di situlah kita bisa mulai pemanfaatan yang didukung oleh daerah," kata Nadiem menegaskan.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan setelah rakornas dijalankan, ia berharap pemangku kepentingan di daerah berkomitmen memajukan kebudayaan. Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait juga diharapkan sepakat untuk terlibat aktif dalam program prioritas yang diusung Ditjen Kebudayaan.
"Lalu perlu juga segera disepakati mekanisme sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam usaha pemajuan kebudayaan ini," kata Hilmar.