Selasa 25 Feb 2020 22:30 WIB

Kepala Perpusnas : Budaya Baca Bangsa Indonesia tidak Rendah

Pendidikan dan perpustakaan tidak bisa dipisahkan.

Pembukaan Rakornas Perpusnas 2020.
Foto: Dok. Perpusnas
Pembukaan Rakornas Perpusnas 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menyatakan, stigma minat baca rendah yang selama ini disematkan kepada masyarakat Indonesia tidaklah benar. Menurut dia, karena perpustakaan adalah kunci mencerdaskan bangsa.

 

"Indonesia bukan bangsa dengan budaya baca rendah. Tapi fakta di lapangan disebabkan karena belum cukup akses yang memadai. Jangan terjebak opini internasional tapi mari kita perbaiki bersama," kata Syarif saat memberikan laporan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Perpustakaan Nasional di Jakarta, Selasa, (25/2).

 

Rakornas Bidang Perpustakaan 2020 resmi dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Ballroom Hotel Bidakara Jakarta, Jakarta.  Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Mendagri yang didampingi oleh Syarif Bando, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Woro Titi Haryanti, Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi  Ofy Sofiana, dan Sekretaris Utama Perpusnas Sri Sumekar.

 

"Kegiatan Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2020 ini bertujuan untuk mengintegrasikan, dan mensinkronisasikan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca antara pemangku kepentingan pembangunan perpustakaan lintas pusat dan daerah," ujar Syarif Bando.

 

Perpustakaan, kata dia, adalah ruang terbuka bagi masyarakat untuk mempertinggi pengetahuan sebagai prasyarat partisipasi dalam pembangunan. “Perpustakaan berkontribusi aktif mendukung pembangunan manusia, dalam upaya mempercepat pengurangan kemiskinan yang disebabkan karena persoalan konektifitas dengan sumberdaya pengetahuan, ketersediaan sumberdaya pengetahuan untuk meningkatan kompetensi diri mengatasi keterbatasan akibat faktor geografis, fisiologis dan psikis masyarakat (UU No.43/2007 pasal 5),” kata Syarif.

 

Syarif yakin kesenjangan pembangunan manusia antardaerah, khususnya pada daerah tertinggal, terdepan, dan terluas harus dipersempit. Salah satu upaya mempersempit kesenjangan tersebut ialah meningkatkan akses pengetahuan ke seluruh pelosok tanah air. 

 

“Perpustakaan merupakan lembaga yang mampu memastikan setiap warga negara memperoleh akses pengetahuan secara terbuka di mana dan kapan pun mereka berada. 

 

Kementdagri menyatakan dukungannya untuk menggerakan literasi, utamanya dalam kaitannya dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, inovatif, dan memiliki kreativitas bagi terwujudnya masyarakat berpengetahuan dan berkarakter.

 

“Kami di Kemendagri sungguh-sungguh mendukung rencana baik dan program yang dilaksanakan Perpusnas. Rakornas Perpustakaan ini merupakan acara besar dan penting bangsa ini, salah satunya untuk mengupayakan gerakan literasi ini,” ujar Tito Karnavian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement