Senin 24 Feb 2020 12:58 WIB

Pemkot Bandung Luncurkan Program Sekolah Ayah

Pemkot Bandung menganggap tugas ayah berat sehingga perlu sekolah.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Ayah muda dan anak bayi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi Ayah muda dan anak bayi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menginisiasi kegiatan pembelajaran bagi seorang ayah atau dengan program yang digulirkan bernama sekolah ayah. Pembelajaran informal tersebut bertujuan agar seorang ayah bisa memahami perannya sebagai pemimpin dan seorang kepala keluarga di rumah tangga.

"Kenapa perlu sekolah ayah di Kota Bandung karena peran ayah itu berat.  Disamping dia pemimpin di rumah tangga dan keluarga dan tugasnya mencari nafkah," ujar Wali Kota Bandung, Oded M Danial disela-sela acara sarasehan sekolah ayah di Gedung PKK, Kota Bandung, Senin (24/2).

Baca Juga

Sekolah ayah menurutnya mendukung visi Wali Kota Bandung tentang unggul yaitu mengedukasi dan menguatkan keluarga agar lebih berkualitas. Selain itu, diharapkan terjadi keseimbangan antara kualitas seorang ayah dan seorang ibu dalam rumah tangga.

"Hadirnya sekolah ayah ada keseimbangan dan penguatan kualitas ayah dan ibu dalam implementasikan perannya masing-masing," katanya.

Ia mengatakan, salah satu peran ayah yaitu menghadirkan cinta untuk keluarga. Oded mengatakan, pembelajaran yang diberikan kepada ayah yaitu materi tentang peran suami dan ayah serta pemimpin dalam rumah tangga. Menurutnya, seorang ayah penting memahami tugas di dalam rumah tangga atau keluarga.

"Saya berharap warga Kota Bandung bisa mendapatkan kesempatan (ikut sekolah ayah).  Pasti ada modul atau kurikulum," katanya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung, Tatang Muhtar mengatakan program sekolah ayah akan dilaksanakan oleh pusat pembelajaran keluarga (Puspaga) yang berada di jalan Srimolek, Kecamatan Regol, Bandung. Menurutnya, kegiatan yang bersifat informal ini akan melibatkan relawan sebagai guru.

"Puspaga dibentuk mulai dari (sekolah) ibu untuk pengasuhan anak. Dalam perkembangan tidak cukup peran ibu tapi harus ada peran ayah," katanya.

Ia mengatakan, seorang ayah perlu memahami tentang pola pengasuhan kepada anak. Termasuk mengetahui perannya di dalam rumah tangga dan keluarga serta dapat berkomunikasi dengan anak meski sibuk.

"Teknis pelaksanaan sifatnya informal seminggu sekali kalau ada momen tertentu. Kapasitas sementara untuk satu angkatan 20 sampai 30 orang," katanya.

Ia mengatakan pihaknya akan melatih relawan yang akan berperan sebagai guru pemberi materi tentang ayah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement