Jumat 21 Feb 2020 13:09 WIB

Reruntuhan Bangunan Disulap Jadi Beton Daur Ulang

Mahasiswa UMM mendaur ulang reruntuhan bangunan menjadi beton berkualitas

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Universitas Muhammadiyah Malang
Foto: .
Universitas Muhammadiyah Malang

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Nurman Handitya Prima, Muh Irfan Maulana, dan Oval Mufarid mendaur ulang reruntuhan bangunan menjadi beton berkualitas. Nurman mengatakan, ide tersebut muncul setelah melihat perkembangan konstruksi di Indonesia yang semakin pesat, sehingga perlu adanya inovasi-inovasi baru.

"Mengingat, ketersediaan sumber daya alam yang merupakan bahan dasar dalam konstruksi sangat terbatas. Jika konstruksi di Indonesia terus dilakukan tanpa adanya alternatif baru, suatu saat akan merusak perut bumi," kata Nurman melalui siaran pernya, Jumat (21/2).

Nurman menjelaskan, beton berkualitas dapat dibuat dengan memanfatkan limbah material bekas konstruksi beton sebagai subtitusi 100 persen dari total kebutuhan agregat. Limbah beton bekas yang tak terpakai tersebut, kata dia, dihancurkan kembali menghasilkan agregat kasar dan juga agregat halus. Dimana, terdapat serbuk-serbuk kecil dari penghancuran beton tersebut yang ternyata bekas dari semen.

“Di sini kami menghancurkannya dengan cara manual, yaitu palu. Kemudian disaring sesuai ukuran saringan. Material yang tertinggal menjadi agregat kasar pengganti krikil. Yang lolos akan dihancurkan menggunakan mesin los angeles hingga seperti pasir dan disaring lagi menjadi agregat halus,” ujar Nurman.

Nurman meyakinkan, hasil dari beton daur ulang tersebut tidak dapat dipandang sebelah mata. Dalam hasil uji abrasi, beton daur ulang ini memiliki tingkat keausan yang sama dengan krikil Kulon Progo. Ditemukan nilai keausan sebesar 23.5 persen, sehingga masih dalam nilai keausan yang diizinkan untuk beton kelas III yaitu dibawah 27 persen berdasarkan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Kita membuat inovasi akan tetapi tidak mengurangi dari durabilitas beton tersebut. Apa yang kita pakai harus sesuai dengan standar yang berlaku. Harus sesuai dengan batas-batas yang diujikan. Sehingga tidak hanya menggunakan SNI saja, SII, ASTM dan PB juga kita uji,” kata Nurman.

Berkat inovasi tersebut, Nurman dan kawan-kawan mampu lolos dalam seleksi abstrak lomba karya tulis nasional Civil Festival 2020 di Politeknik Negeri Jakarta. Hebatnya, Nurman dan tim menjadi satu-satunya perwakilan Universitas Swasta. Selanjutnya, mereka akan menyerahkan full paper dan mempresentasikan inovasinya tersebut pada 11 Maret 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement