Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Bea Cukai Pekanbaru Hijaukan Zona Merah Perdagangan Satwa

Rabu 19 Feb 2020 19:37 WIB

Red: Hiru Muhammad

Bea Cukai Pekanbaru Hijaukan Zona Merah Perdagangan Satwa. Tampak Kepala Kanwil Bea Cukai Riau, Ronny Rosfyandi saat menjadi pembicara di Green Radio Pekanbaru, bersama Kapolda Riau, Kepala BBKSDA Riau, dan perwakilan WWF Riau, Kamis (06/02).

Bea Cukai Pekanbaru Hijaukan Zona Merah Perdagangan Satwa. Tampak Kepala Kanwil Bea Cukai Riau, Ronny Rosfyandi saat menjadi pembicara di Green Radio Pekanbaru, bersama Kapolda Riau, Kepala BBKSDA Riau, dan perwakilan WWF Riau, Kamis (06/02).

Provinsi Riau masuk dalam zona merah untuk perdagangan satwa dilindungi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -– Bea Cukai berperan menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat Indonesia dari penyelundupan dan perdagangan ilegal. Termasuk siaga mengawasi perdagangan satwa yang dilindungi.

Seperti yang dilakukan  Kantor Wilayah Bea Cukai Riau dengan mengajak instansi pemerintah terkait, seperti Kepolisian dan BBKSDA, dan masyarakat untuk menghijaukan zona merah perdagangan satwa Provinsi Riau.

“Provinsi Riau masuk dalam zona merah untuk perdagangan satwa dilindungi di Indonesia. Letaknya yang strategis, sering dijadikan sasaran sindikat internasional perdagangan satwa ilegal untuk memasarkannya ke luar negeri.

Atas hal ini, kami merajut kinerja bersama untuk mengatasi permasalahan satwa hingga zona yang katanya merah ini akan menjadi hijau,” kata Kepala Kanwil Bea Cukai Riau, Ronny Rosfyandi saat menjadi pembicara di Green Radio Pekanbaru, bersama Kapolda Riau, Kepala BBKSDA Riau, dan perwakilan WWF Riau, Kamis (06/02).

Menurutnya, satwa seperti trenggiling, harimau, orangutan, gading gajah, paruh burung rangkong, dan cula badak menjadi primadona di pasaran gelap internasional. Lebih lanjut, negara-negara Asia seperti Tiongkok, Vietnam, Malaysia, dan Jepang masih menjadi tujuan favorit peredaran satwa dilindungi.

Pada kesempatan yang sama perwakilan WWF Riau, Osmantri menyatakan pihaknya telah berupaya terus memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar daerah kawasan konservatif, bahwa satwa tersebut berharga dan tidak baik untuk diburu atau dipelihara, karena selain hampir punah, banyak juga penyakit yang disebarkan binatang liar.

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya pun telah secara tegas menindak kasus tentang perburuan dan perdagangan satwa, “Kami akan terus meningkatkan ilmu tentang penyelidikan satwa dan cara-cara perburuan satwa, serta mengoptimalkan teknologi dalam pengawasannya.”

 

 

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler