Selasa 18 Feb 2020 23:12 WIB

ITB Ahmad Dahlan Gelar Seminar and Conference Halal Industry

ITB Ahmad Dahlan juga melaksanakan workshop penulisan artikel ilmiah

Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD) menggelar Internasional Seminar and Conference on Halal Industry (ICONHADY) 2020 bertajuk
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD) menggelar Internasional Seminar and Conference on Halal Industry (ICONHADY) 2020 bertajuk "Halal Pharmacy and Comestic in International Perspective" di Auditorium Syafruddin Prawiranegara, ITB-AD Kampus Ciputat dibuka pada Selasa (18/2) dan akan berakhir Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD) menggelar Internasional Seminar and Conference on Halal Industry (ICONHADY) 2020 bertajuk "Halal Pharmacy and Comestic in International Perspective" di Auditorium Syafruddin Prawiranegara, ITB-AD Kampus Ciputat dibuka pada Selasa (18/2) dan akan berakhir Rabu (19/2).

"Mengapa kita menyelenggarakan konferensi ini? Alasannya, bahwa, industri halal mulai meningkat karena berkembangnya muslim di seluruh dunia. Umat muslim tidak hanya meningkat secara jumlah, menjadi lebih dari 1,8 miliar, tetapi juga kesadaran atas konsumsi produk dan jasa yang sesuai dengan syariah," kata Dr. Mukhaer Pakkanna selaku Rektor ITB-AD. saat dimintai keterangan sesuai pembukaan acara pada Selasa (18/2).

Mukhaer menjelaskan bahwa berdasarkan riset State of The Global Islamic Economic Report tahun 2018, terjadi pertumbuhan pesat dalam jumlah start-up dan perusahaan utama yang menangani peluang industri halal. Selain itu, sambutan positif kalangan industri dan konsumen terhadap berkembangnya industri halal merupakan peluang berkembangnya investasi di sektor tersebut.

"Selain industri makanan dan pariwisata halal, umat Muslim dunia juga mulai melihat perkembangan industri farmasi. Obat-obatan halal ini diproduksi dengan mematuhi hukum Syariah, bahkan terdapat kejelasan dari bahan bakunya yang tidak mengandung sesuatu yang diharamkan. Selain itu, yang sangat berpotensi untuk dikembangkan yakni kosmetik dan fashion muslim. Lahirnya desainer-desainer fashion hijab, telah membawa fashion muslim mulai mengglobal," ujar Mukhaer yang juga selaku Ketua Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AFEB-PTM).

Lebih lanjut, Mukhaer berpendapat bahwa kemajuan industri halal perlu ditopang dari sisi penawaran (supply side), karena selama ini dominan dari sisi permintaan jumlah penduduk muslim, khususnya Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak di banding negara-negara lain.

Sementara itu, mengenai kegiatan yang diselenggarakan, Mukhaer mengatakan bahwa seminar dan konferensi internasional tahun ini dilaksanakan oleh ITB-AD bekerjasama Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halal (LPHKH) PP Muhammadiyah. Selain seminar dan konferensi, akan dilaksanakan pula workshop penulisan artikel ilmiah serta call for paper dari hasil riset berbagai peneliti dan universitas, baik dalam negeri dan luar negeri.

"Konferensi International tentang Industri Halal pada tahun 2020 ini, bertema Industri Farmasi dan Kosmetik Perspektif Internasional. Insya Allah, untuk konferensi industri halal tahun berikutnya akan bertema yang lain, misalnya, tema tentang makanan dan minuman, pariwisata, fashion, financial technology for halal industry, dan lainnya," tuturnya.

Ia berharap melalui kegiatan ini literasi dan kesadaran terhadap produk halal semakin tinggi. Serta, political will dari pemerintah harus kuat.

"Saat ini, Indonesia tidak berada dalam radar produk halal global. Justru negara-negara yang tidak mayoritas muslim yang menjadi pelopor produk dan Industri halal. Seperti, Singapura, Thailand, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Brasil, dan lain-lain. Indonesia hanya sebagai konsumen produk halal global. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran kolektif dari masyarakat. ITB-AD dan Muhammadiyah ingin menjadi pelopor," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement