Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

HNW: Fakta Sejarah, Agama Bukan Musuh Pancasila

Kamis 13 Feb 2020 19:21 WIB

Red: Hiru Muhammad

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyampaikan testimoni saat peluncuran buku Mengenang Sang Guru Politik Bachtiar Effendy di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Senin (10/2).

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyampaikan testimoni saat peluncuran buku Mengenang Sang Guru Politik Bachtiar Effendy di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Senin (10/2).

Foto: Republika/Putra M. Akbar
Agama merupakan salah satu sumber utama dari Pancasila,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid menyesalkan pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi yang menyebut “musuh terbesar Pancasila adalah Agama”.

Sekalipun sudah diklarifikasi, tapi klarifikasinya masih menyisakan masalah mendasar terkait relasi Agama dan Pancasila, serta kejujuran dalam klaim dan pengamalan Pancasila. 

Hidayat menilai dengan pernyataannya itu, Yudian menampilkan pemahaman sejarah bangsa Indonesia yang tidak utuh, dan cenderung tidak rasional dengan mempertentangkan antar Agama dan Pancasila.

Padahal, Agama merupakan salah satu sumber utama dari Pancasila, dan disepakati sebagai sila 1 dari Pancasila. “Pernyataan radikal Ketua BPIP itu ahistoris dan irasional,” tegas pria yang akrab disapa HNW ini melalui keterangan tertulis, Kamis (13/2).

Lebih lanjut, HNW mengatakan Era Orde Lama dan Orde Baru, dan presiden-presiden Indonesia terdahulu tidak pernah memposisikan Agama memusuhi Pancasila, atau mempertentangkan antara Agama dan Pancasila. “Presiden Sukarno dan Suharto tidak pernah menjadikan agama sebagai musuh Pancasila. Seharusnya Ketua BPIP membaca dan mengkaji pokok pemikiran para presiden Indonesia tentang relasi agama dan Pancasila,” ujarnya. 

Bahkan, Presiden Soekarno berulangkali memuliakan posisi Agama terkait  hubungannya dengan Pancasila di berbagai kesempatan, seperti saat sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Panitia Sembilan maupun Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). “Fakta sejarah seperti ini seharusnya dipahami dengan baik apalagi pihak yg bertugas membina dan memantapkan ideologi Pancasila,” ujarnya. 

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyebutkan BPIP dibentuk untuk melakukan pembinaan dan pemantapan ideologi Pancasila. Bukan untuk membuat gaduh dengan mengumbar narasi kontroversial yang tak sesuai dengan klaim  menggunakan Pancasila. Seperti mempermasalahkan  Agama secara general dan menyebutnya ssebagai musuh Pancasila.

Memahami secara lebih baik dan menyeluruh secara benar sejarah dan dinamika relasi antara Tokoh Bangsa, Agama dan Pancasila, harusnya menjadi prioritas agar BPIP bisa melaksanakan tugas secara baik dan benar sesuai dengan spirit awal dibentuknya BPIP. 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler