Rabu 12 Feb 2020 15:47 WIB

Mendikbud Minta BUMN-Industri Rancang Program Magang

Mahasiswa yang magang akan terjun ke masyarakat untuk buat program yang sesuai

Kampus Merdeka.
Foto: ilustrasi
Kampus Merdeka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mendorong perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun dunia industri agar merancang program magang kelas dunia.

"Kalau kita fokus, fokus pada Kampus Merdeka ini. Kita bisa buat program magang kelas dunia. Cari mitra perusahaan luar negeri ataupun kampus luar negeri. Ajak ke sini untuk membuat program yang menarik," ujar Nadiem pada acara penguatan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu.

Nadiem menambahkan kerja sama yang dilakukan oleh pihaknya tidak hanya dengan BUMN, namun juga dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Nantinya, para mahasiswa yang magang akan terjun langsung ke desa-desa, dan membuat program yang sesuai dengan kebutuhan desa.

"Mahasiswa-mahasiswa itu nantinya akan terjun ke desa-desa, dan memecahkan masalah yang ada di desa terpencil," jelas dia.

Dalam kesempatan itu, Nadiem membantah bahwa orientasi dari program magang hingga tiga semester di luar kampus itu, berorientasi pada dunia kerja.

"Penguatan karakter tidak akan terjadi, jika mahasiswa itu hanya berenang di kolam renang, bukan di lautan terbuka. Kita harus melatih mahasiswa kita, berenang di lautan terbuka, agar nantinya tidak kaget dengan apapun tantangan yang dihadapinya," jelas Nadiem lagi.

Mantan bos Go-Jek tersebut juga meminta industri tidak mensia-siakan program tersebut. Hal itu dikarenakan industri bersama dengan perguruan tinggi bisa merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

Selama ini, lanjut Nadiem, komplain dunia industri mengenai cepatnya waktu magang dan perusahaan kesulitan melakukan investasi pada mahasiswa tersebut. Oleh karena itu, pihaknya melakukan perubahan dengan mengkonversi magang satu semester dengan 20 SKS.

Begitu juga dengan keluhan rektor, yang mengaku sulit menarik perhatian industri maupun BUMN. Oleh karena itu melalui Kampus Merdeka, Nadiem mengajak kampus dan industri untuk berkolaborasi.

"Kami juga menghimbau agar program magang ini tidak dilihat sebagai CSR (tanggung jawab sosial) melainkan sebagai program berkelanjutan. Karena ini BUMN, maka ini membuktikan BUMN hadir untuk negeri," imbuh Nadiem.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement