Rabu 12 Feb 2020 14:52 WIB

Erick Thohir Soroti Universitas-Universitas Milik BUMN

Erick Thohir tidak ingin BUMN menjadi palugada atau apa lu mau, gua ada.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ratna Puspita
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berfoto dengan perwakilan Direktur BUMN, Rektor dan peserta Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) BUMN di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berfoto dengan perwakilan Direktur BUMN, Rektor dan peserta Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) BUMN di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (12/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mempertanyakan BUMN yang memiliki universitas. Sebab, dia mengatakan, BUMN tersebut tidak memiliki keahlian dan memang bukan bidangnya dalam mengelola sebuah instansi pendidikan.

"Saya sedang review apa benar BUMN punya universitas-universitas karena bersaing di bisnisnya saja belum tentu bertahan, apalagi jalankan sesuatu yang bukan keahliannya," kata Erick saat menjadi pembicara dalam seminar Penguatan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) BUMN 2020 yang digelar Forum Human Capital Indonesia (FHCI) di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (12/2).

Baca Juga

Erick tidak ingin BUMN menjadi palugada atau apa lu mau, gua ada. Erick menilai, BUMN harus fokus dalam bisnis utamanya dan menjadi ahli dalam bidang yang diemban masing-masing BUMN.

Alih-alih memiliki atau membangun universitas, Erick meminta BUMN untuk menyinergikan programnya kepada universitas-universitas yang sudah ada. Erick juga telah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

"Saya ingin pastikan link and match tak hanya prioritas, tidak hanya mendidik mahasiswa sebagai profesional, tetapi juga menjadi entrepreneur seperti saya," ungkap Erick. 

Di sisi lain, Erick juga ingin membuat sesuatu yang konkret di BUMN agar lebih berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia ke depan. "Saya bukan tipe orang yang buat wacana, ingin sesuatu yang konkret. Di BUMN akan ada perubahan sedang disiapkan. Salah satinya dana CSR (BUMN) akan dimaksimalkan 30 persen untuk pendidikan," ujar Erick. 

Erick mengatakan, dukungan terhadap sektor pendidikan Indonesia merupakan poin penting dalam membangun kemajuan bangsa. Erick menyebut tingkat pendidikan terakhir mayoritas masyarakat Indonesia berasal dari jenjang SMP.

Ia mendorong BUMN berkontribusi dalam mencetak generasi muda untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi. "Memang ada program LPDP, program (beasiswa) pihak swasta, tapi kita BUMN juga ingin terus meningkatkan partisipasi," ucap Erick. 

Erick menyadari kontribusi BUMN tak akan pernah cukup memenuhi kebutuhan lapangan kerja masyarakat Indonesia. Hal ini bisa diantisipasi dengan penciptaan wirausaha yang mampu membuka banyak lapangan kerja. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement