REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Thailand dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk Budha, namun siapa sangka negara ini justru sangat siap dalam mengaplikasikan produk halal bagi warga serta turis Muslim di negaranya.
Bagi para traveller Muslim, tak sulit rasanya mencari makanan halal jika berpergian ke Thailand. Jika anda seorang Muslim, para pedagang kuliner di Negeri Gajah Putih itu akan memberitahukan informasi bahwa makanan yang dijualnya halal atau haram.
Namun tentu saja, para traveller Muslim perlu perhatikan trik berikut guna mencari makanan halal yang terjamin selama berada di sana. Berdasarkan pengamatan Republika, belum lama ini, mencari makanan halal di Thailand memang tidak terlalu sulit.
Terlebih jika kamu seorang Muslim yang berkunjung ke tempat-tempat wisata. Umumnya di tempat wisata, pemerintah Thailand menata dengan apik para pedagang kuliner dengan banderol halal yang tersertifikasi.
Namun untuk lebih mudahnya, jika kamu mau tahu makanan yang kamu beli halal atau tidak, maka carilah pedagang yang menggunakan atribut keislaman. Seperti mengenakan jilbab atau kopiah, sebab tak sedikit juga penduduk Thailand yang beragama Islam terutama yang berasal dari Thailand Selatan, Pattani.
Selain ciri tersebut, biasakan juga amati pedagang makanan atau kulinernya. Jika ia menggunakan tato di tubuhnya, besar kemungkinan yang bersangkutan bukanlah seorang Muslim. Namun bisa jadi hal itu pun keliru.
Ada kemungkinan penjual dagangan halal bisa bertato atau pun bukan Muslim, asalkan yang bersangkutan mengantongi sertifikasi halal di gerai dagangannya.
Di negara ini, bertanya adalah hal yang paling krusial.
Tak seperti di Singapura di mana para pedagangnya lebih terlatih untuk memberikan informasi mengenai produknya tanpa diminta konsumen, pedagang di Thailand belum sepenuhnya melakukan hal tersebut. Maka jika anda tak meminta informasi mengenai makanan yang akan anda beli, kemungkinan besar mereka (para pedagang di Thailand) tak akan memberitahukannya.
Apabila anda kebetulan berada di tempat yang sulit ditemukan makanan berlabel halal, maka biasakanlah bertanya. Apabila ternyata ada makanan non-babi di suatu restoran tertentu, jangan langsung mengambil kesimpulan bahwa makanan tersebut halal.
"Bisa jadi penggunaan alat masaknya enggak halal. Bisa saja habis masak babi, kemudian tanpa dicuci langsung dipakai masak buat masak ayam,” kata Ustazah Inayatil Izzah kepada Republika, belum lama ini.
Namun menurutnya, apabila dirasa ragu-ragu terhadap tempat makan tersebut, seorang Muslim disarankan untuk menahan terlebih dahulu rasa laparnya sampai menemukan jaminan makanan halal dari tempat makan lainnya. Kasus tersebut dinilai bukanlah hal yang darurat sebab makanan halal bukan sama sekali tak ada di Thailand.
“Kalau ragu, jangan dibeli (makanannya). Tunggulah sampai bertemu restoran halal, pasti ada,” kata dia.
Namun demikian apabila ternyata belum juga menemui makanan halal, beliau berpendapat, ada baiknya seorang Muslim itu mencari toko buah segar yang dapat dikonsumsi dengan segera. Buah-buahan dinilai sarat akan unsur halal apabila dibeli dari gerai minimarket yang proses penjualannya sesuai dengan standar operational procedure (SOP).
Selain itu, jika anda ingin memastikan bahwa makanan yang anda beli halal, pergilah ke restoran yang memiliki nama Arab. Restoran-restoran berlabel halal lumrah ditemui dari nama-nama restoran bertemakan Arab, meski yang dijual tidak selalu menu dengan cita rasa Arab.
Makanan Thailand terkenal nikmat, sehingga jarang sekali pedagang yang menjual masakan dengan jenis menu negara lain. Restoran-restoran bertema nama Arab ini dapat ditemui di wilayah wisata.
Seperti Yusup Pochana, Saman Islam, Sophia Restaurant, dan lainnya. Hanya saja jika diukur dari kelasnya, restoran-restoran tersebut berada di ukuran kelas menengah ke atas. Namun bagi kamu para traveller ber-budget minim, pergilah ke sekitar wilayah Grand Palace Thailand, di sana terdapat sejumlah pedagang kaki lima yang dagangannya banyak disertifikasi halal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
