REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Galang Bimandra. Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merupakan salah satu aktor di balik berbagai raihan penghargaan bersama timnya di LSO Mekatronic UMM. Namun ternyata, untuk meraih rentetan penghargaan tersebut, Galang harus rela mengorbankan beberapa hal.
Termasuk mengurangi waktu tidurnya. “Jujur, sejak 'nyebur' di kompetisi-kompetisi nggak pernah tidur delapan jam lagi. Tidur 5-6 jam sudah cukup," ujar Galang, Kamis (6/2).
Mengurangi jam tidur menurutnya adalah wujud kesungguhan dalam mengusahakan suatu hal. Maka dari itu, tak jarang, ia dan kawan-kawannya di LSO Mekatronic begadang untuk menyempurnakan mobil listrik yang hendak diturunkan pada kompetisi mendatang. “Tengah malam test drive, itu hal yang biasa,” ujar dia.
Mengingat mobil-mobil yang dikerjakan Mekatronic adalah mobil listrik, Galang menduduki posisi yang sangat inti yakni ketua Divisi Elektrik. Ia dan anggota divisinya bertanggung jawab penuh segala hal terkait kelistrikan.
Mulai dari controller, hingga lampu utama mobil. “Untuk ngulik dan ngoprek satu elemen saja saya dan tim butuh waktu yang panjang,” katanya.
Persiapan yang dilakukan oleh Galang dan timnya untuk kompetisi di tahun berikutnya selalu maksimal. Ini terbukti dari evaluasi, perancangan, hingga eksekusi yang dilaksanakan paling lama dua pekan setelah kompetisi.
Anak dari pasangan Kusnadi dan Ngatmiati ini mengaku mencintai dunia elektro sejak duduk di bangku sekolah dasar. “Bapak dulu punya usaha jual beli mobil, itu asal mula saya tahu jika di balik sound system pada mobil ada proses elektro yang keren,” ujar Galang.
Selain itu, dia juga gemar mencari tahu bagaimana mobil Tamiya (mainan yang popular di awal 2000-an) berjalan dengan sebuah dinamo. Galang tak hanya berprestasi saat di bangku kuliah saja. Ia lebih dulu meraih suksesnya pada kompetisi lingkup kota madya hingga internasional.
“Saat itu gagasan saya tentang alat pendingin menang mulai kota hingga nasional. Akhirnya saya diutus menjadi perwakilan Indonesia untuk berkompetisi di Jepang. Walaupun tidak menang di Jepang, kegagalan itu sebagai pengalaman yang mengesankan," jelasnya.
Dalam berbagai kompetisi yang pernah diikuti, tak sedikit pula Galang gagal memperoleh juara. Namun ia tidak pernah kecewa berlebihan. “Gagal ya harus diperbaiki, alhamdulillah, juga karena seneng dengan dunia ini,” kata Galang
Saat ini, Galang dan tim tengah menyiapkan diri untuk turut serta dalam Shell Eco Marathon Asia 2020 yang akan diadakan pada Juni. Galang sedikit memberi bocoran salah satu hal baru yang akan hadir di mobil listrik hemat energi gagasan LSO Mekatronic.
“Kami buat headlamp-nya jadi seperti salah satu mobil di film Fast and Furious,” ujar Galang.
Untuk gelaran KMHE mendatang, Galang tengah fokus memaksimalkan kemampuan bersama timnya. “Kuncinya jangan meremehkan lawan. Lakukan yang terbaik dan jangan lemah menghadapi kegagalan,” ujarnya.
Galang dan tim telah mencatatkan beberapa prestasi. Seperti perolehan posisi pertama atau juara 1 nasional Kelas Urban Listrik pernah disabet timnya saat KMHE Padang 2018.
Di kelas Internasional, mahasiswa kelahiran Malang 18 Maret 1998 ini, meraih peringkat 6 di Kelas Urban Listrik Shell-Eco Maraton Asia 2019 yang diselenggarakan di Malaysia.