Sabtu 25 Jan 2020 17:59 WIB

Menristek: Akademisi Harus Ubah Pola Pikir Riset

Menristek menyebut potensi ilmu pengetahuan harus digali dengan berinovasi.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro usai beortemu dengan pengusaha, di Gedung II BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro usai beortemu dengan pengusaha, di Gedung II BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mendorong akademisi untuk memulai perubahan pola pikir riset dan pengembangan teknologi. Ia mengatakan, potensi ilmu pengetahuan harus digali dengan berinovasi.

Ia mengatakan, inovasi menjadi kata kunci untuk menciptakan penguasaan iptek mandiri dan berdaya saing global. Hal ini diharapkan mampu menghasilkan keluaran yang tepat guna dan inovatif. "Bapak ibu (akademisi) adalah bagian dari kelompok yang bisa mengubah mindset," kata Bambang, saat seminar nasional di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung, Jumat (24/1).

Baca Juga

Di dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, ia menekankan pentingnya kedekatan hubungan antara akademisi dan dunia industri dalam pengembangan riset. Melalui kedekatan tersebut, para dosen peneliti bakal mendapatkan ilmu yang jauh lebih luas ketimbang hanya berkutat dalam konsep dan teori.

"Saya juga dosen, saya sekarang merasa ilmu saya bertambah luar biasa. Meskipun bapak ibu sudah menguasai konsep dan teori, tapi bicara R&D (research and development), bapak ibu harus gaul dengan dunia industri," kata dia.

Menurut Bambang, dunia industri berbeda jauh dengan dunia akademis. Tanpa adanya hubungan yang baik di antara dosen peneliti dan dunia industri, niscaya hasil penelitian para dosen peneliti bakal sulit dikembangkan hingga diproduksi secara massal.

Selain dengan dunia industri, Bambang juga menekankan para dosen peneliti juga harus mampu berkolaborasi dengan pemerintah, agar hasil penelitiannya mendapat dukungan penuh dari sisi regulasi. Terlebih, jika hasil penelitiannya itu akan diproduksi secara massal.

Dalam sambutannya Rektor Unpar Mangadar Situmorang, menyoroti pentingnya pengembangan riset sebagai bagian dari pendidikan tinggi. Dia berharap forum ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan tinggi masing-masing untuk menegaskan perannya sebagai lembaga riset dan teknologi.

"Kewajiban kita sebagai dosen dan peneliti adalah menyelenggarakan riset terutama membantu masyarakat menjawab persoalan-persoalan yang ada," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement