Selasa 21 Jan 2020 18:38 WIB

Makedu, Media Pembelajaran PPKN untuk Siswa SD

Dalam Makedu disajikan rumah adat, baju adat, dan keberagaman lainnya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
 Maket Keberagaman Individu bagi siswa-siswa SD atau Makedu yang diciptakan mahasiswa-mahasiswa Prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta.
Foto: Dokumen.
Maket Keberagaman Individu bagi siswa-siswa SD atau Makedu yang diciptakan mahasiswa-mahasiswa Prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pendidikan tahap Sekolah Dasar (SD) memerlukan media konkret. Sebab, pada masa itu anak-anak bisa menerima pembelajaran baik bila melihat dan terlibat secara langsung kejadian yang terkait materi atau melalui media pembelajaran.

Sayang, kenyataannya ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di SD-SD kurang optimal. Pasalnya, guru-guru cenderung memakai metode ceramah dalam pembelajarannya, sehingga kurang variatif dan monoton.

Untuk memudahkan siswa-siswa dalam mata pelajaran PPKN, mahasiswa Prodi PGSD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat media pelajaran bernama Makedu. Merupakan singkatan dari Maket Keberagaman Individu bagi siswa-siswa SD.

Ada Manis Suryanti, Dwi Rahmad Julianto, Umi Sholikah Dwi Cahyani, dan Talia Dika Cahyani. Manis mengatakan, Makedu merupakan media pembelajaran berupa maket evaluasi untuk pembelajaran PPKN Kelas IV SD.

"Dalam Makedu disajikan rumah adat, baju adat, dan keberagaman lainnya yang ada di pulau-pulau besar di Indonesia," kata Manis.

Maket ini memperjelas materi yang telah dipelajari dalam bahan ajar dan LKPD. Dwi menerangkan, Makedu merupakan media untuk belajar kemajemukan masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai karakteristik yang beragam.

Karakteristik individu dalam masyarakat Indonesia beragam jenisnya meliputi fisik, jenis pekerjaan, ras, suku, pengetahuan, dan agama atau kepercayaan. Sebab, keberagaman masyarakat bukan penghambat persatuan dan kesatuan.

"Sebaliknya, keberagaman karakteristik masyarakat Indonesia merupakan kekayaan budaya bangsa yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan," ujar Dwi.

Umi menjelaskan, cara penggunaan Makedu setiap siswa melemparkan dadu yang telah disedakan guru. Disediakan rumah adat dengan penomoran sesuai dadu, siswa yang mendapatkan dadu mengambil pertanyaan dalam amplop sesuai dadu.

"Siswa akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dan siswa yang benar mendapatkan bintang, tapi bagi siswa yang salah diberikan penjelasan jawaban yang benar sekaligus mendapat apresiasi," kata Umi.

Kegiatan ini diulangi hingga semua siswa mencoba. Talia menambahkan, Makedu miliki kelebihan karena bisa membuat pembelajaran menjadi interaktif. Sebab, gambar-gambar menarik dan siswa-siswa terlibat secara langsung.

Selain itu, mudah dalam pengoperasiannya, memupuk keaktifan siswa karena siswa dapat berinteraksi langsung dengan media dan siswa mudah memahami materi. Pasalnya, materi disajikan lebih nyata, tidak abstrak.

Namun, ia mengakui, Makedu masih memiliki kekurangan terbatas ke psikomotor saja. Sehingga, untuk anak-anak yang memiliki gaya belajar audio masih belum dapat terakomodir secara maksimal.

"Kadang dianggap tidak menarik generasi milenial karena tidak menggunakan teknologi yang mutakhir di dalamnya," ujar Talia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement