Jumat 17 Jan 2020 23:23 WIB

Keuangan Islam Disebut Relevan untuk Atasi Tantangan Sosial

Aset global dalam keuangan Islam diperkirakan akan mencapai 3,5 triliun dolar.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Hafil
Keuangan Islam Disebut Relevan untuk Atasi Tantangan Sosial. Foto: Ilustrasi Ekonomi Syariah
Foto: Foto : MgRol112
Keuangan Islam Disebut Relevan untuk Atasi Tantangan Sosial. Foto: Ilustrasi Ekonomi Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, SARGODHA -- Keuangan Islam dinilai relevan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui pembiayaan yang memiliki dampak positif. Relevansi keuangan Islam itu disoroti dalam lokakarya satu hari yang diselenggarakan oleh Noon Business School (NBS) di Sargodha, Pakistan, pada Rabu (15/1) waktu setempat.

Workshop Master Perbankan Syariah Cambridge yang digelar di Universitas Sargodha (SU) itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan membangkitkan minat tentang potensi keuangan Islam dan instrumen investasi yang berdampak positif. Terutama dengan membahas investasi jangka panjang, kebutuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Baca Juga

Pada kesempatan itu, ketua Cambridge Group of Companies United Kingdom Dr Humayun Dar mengatakan, bahwa perbankan Islam dapat memainkan peran kunci dalam mengatasi tantangan utama yang dihadapi negara ini. Misalnya, kemiskinan, kesetaraan pendapatan, kesenjangan regional dan buta huruf.

Dia berpendapat, bahwa perbankan Islam dapat berkontribusi besar untuk menyelesaikan pengentasan kemiskinan, perumahan yang terjangkau, keuangan mikro, inklusi keuangan dan penjangkauan pendidikan.

"Keuangan Islam adalah salah satu sumber keuangan yang tumbuh paling cepat di industri keuangan global," kata Dar, dilansir di Pakistan Observer, Jumat (17/1).

Ia mengatakan, aset global dalam keuangan Islam diperkirakan akan mencapai 3,5 triliun dolar AS pada 2021. Sementara itu, Direktur Noon Business School Ghulam Bhatti menekankan pada peningkatan perdagangan di antara negara-negara Muslim untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Di samping, guna membawa perubahan positif dan meningkatkan kehidupan masyarakat awam.

Dia menekankan perlunya fokus pada perdagangan di wilayah terdekat dan di antara negara-negara Muslim dengan mengeksplorasi berbagai peluang. Kegiatan lokakarya ini juga dihadiri oleh pejabat kantor Kamar Dagang Sargodha, anggota fakultas dan para mahasiswa.

Dalam kesempatan itu, para pembicara menyarankan agar dibuat  program pelatihan dan lokakarya khusus yang dirancang untuk pelanggan korporat, masyarakat umum, cendekiawan dan pejabat pemerintah.

Hal itu bertujuan untuk menciptakan kesadaran akan produk dan layanan yang ditawarkan oleh bank syariah. Sebab, dikatakan bahwa ada keinginan di antara konsumen untuk mengetahui lebih banyak tentang perbankan Islam.

Mereka bertujuan untuk membantu wirausahawan muda, memberikan pendidikan kepada perempuan pedesaan dan mempromosikan model bisnis program-pinjaman dan mengadopsi pendekatan Islam untuk kemajuan sosial. Dalam hal ini, pendekatan itu dibuat pada kebutuhan untuk pembangunan yang seimbang, yang mencakup pengembangan materi dan spiritual. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement