Jumat 17 Jan 2020 21:00 WIB

Bank Terkemuka Pakistan Promosikan Perbankan Islam

Sejumlah Bank konvensional Pakistan tengah bertranformasi menjadi syariah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Hafil
 Bank Terkemuka Pakistan Promosikan Perbankan Islam. Foto:  Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: Islamitijara.com
Bank Terkemuka Pakistan Promosikan Perbankan Islam. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,KARACHI -- Salah satu bank terkemuka Pakistan, Faysal Bank Limited (FBL), ikut serta dalam mempromosikan keuangan inklusif melalui perbankan Islam. Hal itu dilakukan dengan FBL yang turut menjadi sponsor utama dan peserta dalam konferensi IFN Pakistan Forum tahun ini. Konferensi yang digelar satu hari itu diselenggarakan dalam kemitraan dengan Bank Negara Pakistan.

Konferensi IFN Pakistan Forum ini menyediakan sebuah platform yang adil bagi para regulator lokal, pelaku pasar dan pemangku kepentingan yang tertarik untuk mengidentifikasi masalah kritis dan secara obyektif mendiskusikan solusi potensial untuk industri Perbankan Islam. Dalam hal ini, Faysal Bank Limited berkomitmen untuk memperluas inklusi keuangan melalui keuangan Islam.

Baca Juga

Dalam panel untuk Inklusi Keuangan melalui Keuangan Islam, Kepala Perbankan Islam FBL, Muhammad Faisal Shaikh, mengatakan untuk meningkatkan jangkauan mereka ke populasi massa, di bagian Fintech mereka tengah mengerjakan strategi digital baru. Di sini, mereka datang dengan strategi pembayaran baru, termasuk dompet ponsel. Mereka juga telah menyewa layanan dari Konsultan Internasional yang menyarankan mereka untuk mengembangkan model perbankan digital.

"Untuk meningkatkan keuangan inklusif di negara ini, kami juga telah bermitra dengan IBA Karachi dan IMSciences Peshawar untuk meningkatkan kesadaran tentang produk dan layanan Perbankan Islam di Pakistan," kata Faisal Shaikh, dilansir di Pakistan Observer, Jumat (17/1).

Faisal Shaikh juga mengomentari soal inisiatif regulasi apa yang ingin dilihat oleh industri Perbankan Syariah, untuk meningkatkan inklusi keuangan. Menurutnya, sudah saatnya mereka semua berkolaborasi pada tingkat industri untuk memudahkan investor dan UKM untuk menyederhanakan proses Transaksi Perbankan Syariah melalui penggunaan solusi Fintech Islam yang efektif.

"Ini tidak hanya akan menguntungkan industri, tetapi juga akan membantu meningkatkan penetrasi Perbankan Syariah di sisi UKM," ujarnya.

Saat ini, FBL tengah melakukan proses transformasi. Menurutnya, Faysal Bank sedang melalui proses konversi, yang sebenarnya merupakan proses konversi terbesar di dunia. Pasalnya, tidak ada tempat di dunia yang memiliki bank, dengan lebih dari 200 cabang, yang telah dikonversi.

"Kami tidak hanya mengubah cabang yang ada tetapi juga membuka cabang baru," tambahnya.

Pada 31 Desember 2018, mereka memiliki 255 cabang perbankan syariah. Pada akhir tahun ini, mereka akan memiliki 414 cabang syariah. Ia menambahkan, bahwa FBL telah mengonversi 64 cabang dan menambah lebih dari 100 cabang tahun ini.

Sementara itu, Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala the Investment Banking Group Faysal Bank Limited, Tayyaba Rasheed, mengemukakan soal pembiayaan infrastruktur dan potensinya untuk keuangan Islam. Ia mengatakan, Bank Negara Pakistan telah memainkan peran yang efektif dengan memperkenalkan kembali infrastruktur peraturan keuangan pada 2016.

"Mereka telah menetapkan jejak untuk membawa pembiayaan proyek infrastruktur dan belanja sektor infrastruktur ke tingkat berikutnya, tetapi ini tidak cukup," ujar Rasheed.

Menurutnya, bank-bank komersial yang terlibat dalam pengeluaran infrastruktur secara kolektif menghabiskan rata-rata, 150 miliar Rupee Pakistan setiap tahun. Sedangkan persyaratan untuk belanja infrastruktur di negara ini adalah 400 miliar Rupee per tahun. Sehingga, kata dia, ada kesenjangan yang sangat besar.

"Untuk mengisi kesenjangan ini, Kemitraan Swasta Publik, yang secara global merupakan metode pembiayaan yang diterima, adalah kebutuhan saat ini," tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement