Selasa 14 Jan 2020 17:28 WIB

Siswa Sambut Baik Usulan Pelarangan Plastik di Sekolah

Kampanye pengurangan plastik membutuhkan sosialisasi yang tidak sebentar.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Tim Pengabdi FHUI melakukan sosialiasi tentang penggunaan botol minum sebagai langkah pengurangan sampah plastik yang berasal dari Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Sekolah Menengah Atas di Kota Depok.
Foto: Dok Tim Pengabdi FHUI
Tim Pengabdi FHUI melakukan sosialiasi tentang penggunaan botol minum sebagai langkah pengurangan sampah plastik yang berasal dari Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Sekolah Menengah Atas di Kota Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usulan pelarangan penggunaan plastik di sekolah mendapatkan respons positif dari sejumlah pelajar. Dilarangnya plastik sekali pakai seperti kantong atau botol plastik dinilai dapat meningkatkan kenyamanan di lingkungan sekolah.

Salah satu pelajar SMA Negeri 50 Jakarta, Aqila mengatakan anak seusianya akan lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah. Ketika dia bersosialisasi di sekolah, bisa juga dibiasakan untuk tidak menggunakan plastik.

Baca Juga

Ia menegaskan, dia setuju dengan usulan tersebut. Sebab, kampanye pengurangan plastik membutuhkan sosialisasi yang tidak sebentar agar dapat memberikan dampak yang signifikan.  "Nah, anak sekolahan paling banyak waktu di sekolah, otomatis pembiasaan akan jauh lebih mudah dilakukan kalau sering dikerjakan," kata Aqila, pada Republika.co.id, Selasa (14/1).

Siswi kelas XII ini menyebutkan, kebanyakan jajanan di sekolah menggunakan plastik sekali pakai. Jumlah jajanan yang ada pun cukup banyak, otomatis sampah plastik semakin menumpuk.

Apabila pelarangan menggunakan plastik diberlakukan di sekolah, ia berpendapat akan berpengaruh terhadap kuantitas sampah plastik di Indonesia. Ia menjelaskan, di sekolahnya sudah menerapkan aturan tersebut dan ia merasa nyaman dengan kondisi lingkungan belajarnya sekarang.

"Lumayan ngurangin kuantitas sampah di sekolah, dan pihak sekolah kasih fasilitas tambahan dengan ada air galon di setiap lantai, ada dua dan itu gratis dengan catatan untuk pengisian ulang botol tumbler bukan plastik," kata dia menjelaskan.

Penjual jajanan di sekolahnya pun ikut menyesuaikan dengan aturan tersebut. Ia menceritakan, salah satu pedagang minuman dingin biasanya menjual dagangannya dengan plastik sekali pakai. Sampah plastik tersebut menyumbang cukup banyak plastik di sekolahnya. Namun, saat ini pedagang tersebut mengganti tempat untuk wadah minum yang ia jual. "Itu berasa banget bedanya, kalau sampah makin berkurang," kata dia lagi.

Hal senada diungkapkan pelajar SMA Negeri 4 Surakarta, Tara Tsaqofa. Ia berpendapat, usulan melarang penggunaan plastik di sekolah akan sangat bagus untuk menjaga lingkungan khususnya dari sampah plastik. Belakngan ini, ia melihat semakin banyak orang yang peduli dengan lingkungan. Perlahan, aturan tidak menggunakan sampah plastik bisa diberlakukan di sekolah-sekolah agar para anak muda terbiasa.

"Misal di sekolah di terapkan kayak gitu, pelan-pelan anak sekolahan kayak aku bakal kebiasa, pelan-pelan buat kurangin plastik," kata dia.

Ia tidak membantah kemungkinan akan ada pihak yang tidak setuju dan tidak nyaman dengan peraturan tersebut. Sebab, kebiasaan menggunakan plastik sudah membudaya di sebagian masyarakat. Apalagi plastik dianggap sebagai tempat paling praktis untuk membawa suatu barang.

Namun, apabila anak sejak awal dibiasakan tidak banyak menggunakan plastik di sekolah maka akan terbiasa melakukannya juga di luar sekolah. "Nanti bakal punya kesadaran juga buat ngurangin kantong plastik," kata dia.

Tara menambahkan, apabila sekolah akan menerapkan aturan tersebut harus disusul dengan kebijakan menyediakan fasilitas ramah lingkungan di sekolah. Ia menjelaskan di sekolahnya terdapat kantin yang mengurangi penggunaan plastik. Hal ini membuat para pembelinya membawa tempat sendiri, selain itu disediakan juga tempat makan di kantin tersebut.

Siswi SMP Negeri 2 Tanah Grogot, Kalimantan Timur, Nabila juga menyambut baik usulan tersebut. Di sekolahnya, sudah diterapkan aturan mengurangi penggunaan plastik. Ia pun merasa senang dengan adanya aturan tersebut.  "Aku setuju, karena mengurangi sampah plastik sama dengan menyelamatkan bumi. Jadi lebih nyaman, karena jadi lebih bersih," kata Nabila.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memberlakukan pelarangan penggunaan plastik di lingkungan Kantor Kemendikbud. Hal ini dinilai baik oleh pengamat pendidikan dan dianggap bisa diteruskan aturannya ke seluruh sekolah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement