Senin 13 Jan 2020 19:02 WIB

IHLC dan IPB akan Bangun Sekolah Bisnis Industri Halal

IHLC dan IPB akan melaunching sekolah bisnis untuk industri halal pada Maret.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar dan jajaran pengurus lainnya usai menemui Wakil Presiden KH Ma
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar dan jajaran pengurus lainnya usai menemui Wakil Presiden KH Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama untuk membangun sekolah bisnis untuk industri halal. Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (HLC) Sapta Nirwandar menyampaikan hal tersebut usai melaporkan kemajuan industri halal dan wisatawan halal kepada Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Senin (13/1).

Sapta mengatakan, potensi industri halal yang sangat besar saat ini harus diikuti dengan peningkatan sumber daya manusia yang mumpuni.

"Yang juga penting dan yang baru kita akan me-launching dengan IPB di bulan Maret nanti yaitu sekolah bisnis untuk industri halal, ini suatu yang baru karena apa, karena industri halal ini industri yang sangat besar," ujar Sapta di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (13/1).

Menurut Sapta, nilai bisnis halal di Indonesia terutama di sektor pangan pada 2018 berkisar 1,7 triliun dollar. Jumlah ini, kata Sapta, akan terus meningkat tahun-tahun berikutnya.

Karena itu, ia menilai perlunya diimbangi dengan pengembangan dari sisi SDM industri halal.

"Diperkirakan akan lebih 1,9 Triliun dollar bahkan lebih di tahun tahun berikutnya, ini menjadi bisnis besar untuk halal food, dan nggak usah khawatir halal food itu adalah juga untuk nonmuslim, karena halal food itu, organik, hiegien, sehat," ujar Sapta.

Apalagi, pemerintah saat ini tengah menggenjot peningkatan industri halal di Indonesia agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen halal, tetapi juga produsen halal.

Saat ini juga pemerintah telah menetapkan penerapan sertifikasi halal untuk produk-produk di Indonesia. Sapta mengungkap, semestinya sudah tidak ada kekhawatiran dari para pengusaha baik kecil, menengah maupun besar dengan proses sertifikasi halal tersebut.

"Sertifikasi halal kan sudah dipikirkan untuk mendapatkan kemudahan bagi UMK, usaha mikro kecil, itu diusahakan, supaya kita tidak hanya mengimpor, tapi kita harus memenuhi kebutuhan makanan kita untuk Indonesia," ujarnya.

Dengan begitu, diharapkan Indonesia tidak lagi tertinggal dengan negara lain terkait produsen halal.

"Masa kita kalah dengan Thailand, yang cuma enam persen, dia mampu jadi kitchen of halal food of the world, Indonesia mestinya lebih daripada itu, sehingga tidak hanya konsumen, tetapi kita juga menjadi produsen produk-produk industri halal.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement