Jumat 10 Jan 2020 15:00 WIB

Mahasiswa UNS Ciptakan Robot Pencari Korban Bencana

Robot digunakan untuk menjangkau zona yang tidak terjangkau manusia.

Rep: Bowo S Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) UNS Surakarta menciptakan purwarupa berupa robot yang memiliki kemampuan  mencari keberadaan korban ketika terjadi bencana. Foto:Sejumlah personel Polres Tasikmalaya Kota menggelar simulasi evakuasi korban bencana banjir di Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Kamis (8/1).
Foto: dok. Polres Tasikmalaya Kota
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) UNS Surakarta menciptakan purwarupa berupa robot yang memiliki kemampuan mencari keberadaan korban ketika terjadi bencana. Foto:Sejumlah personel Polres Tasikmalaya Kota menggelar simulasi evakuasi korban bencana banjir di Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Kamis (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO— Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) UNS Surakarta menciptakan purwarupa berupa robot yang memiliki kemampuan  mencari keberadaan korban ketika terjadi bencana. Robot yang diberi nama Rescue Unmounted Ground Vehicle (Rescue UGV) tersebut, digagas dan diciptakan oleh tim inovasi mahasiswa UNS, Nada Syadza Azizah, Syaifullah Filard Latifah serta Taufik Widyastama.

Menurut Syaifullah, robot yang mereka ciptakan ini merupakan alat untuk mencari korban yang terkena bencana. “Alat ini bisa digunakan untuk menjangkau zona yang tidak terjangkau oleh kemampuan rescue manusia,” katanya, Jumat (10/1).

Baca Juga

Misalnya, lanjut Syaifullah,  untuk menjangkau gunung berapi yang masih aktif (untuk bencana vulkanologi), zona yang terkena kebakaran hutan atau bahkan zona yang sudah terpapar oleh radioaktif.

Ia menambahkan, alat ini sudah dibuat sejak tiga bulan lalu. Alasan menciptakan alat ini karena Indonesia merupakan Negara dengan potensi bencana alam yang sangat lengkap dan kapan saja bisa mengancam.

Sementara untuk bisa mendeteksi keberadaan korban pada saat terjadi bencana alam, tak jarang tim rescue juga terkendala oleh keterbatasan kemampuan dan situasi yang tidak menguntungkan.

“Dari situlah kami bersama dengan Taufik Widyastama dan Nada Syadza Azizah memiliki ide untuk membuat alat pendeteksi atau pencari korban bencana. Karena terkadang kita terkendala untuk mendeteksi keberadaan korban,” ujarnya.

Rescue UGV ini dilengkapi dengan kamera dan infra merah sehingga bisa mendeteksi suhu tubuh manusia. Manusia akan terlihat berwarna merah-kuning saat dideteksi menggunakan infra merah.

Kemudian robot ini dikendalikan dengan jaringan internet dengan scan menggunakan kamera infrared yang bisa mengirimkan sensor dari suhu tubuh. “Sehingga bisa diketahui apakah oyek tersebut manusia apa bukan, bahkan masih hidup atau sudah meninggal,” jelsnya.

Sementara itu, Taufik Widyastama menambahkan jika temuan ini masih berupa purwarupa, sehingga masih akan terus dikembangkan dan disempurnakan agar kemampuannya bisa bertambah.

Timnya telah mempersiapkan, nantinya bakal menggunakan pemancar portable agar bisa digunakan seluas- luasnya. “Karena masih purwarupa, maka masih menggunakan WiFi handphone atau router, dan daya jelajahnya masih terbatas radius10 meter,” jelasnya.

Roda robot yang didesain seperti halnya kendaraan tank, lanjutnya, juga masih berukuran kecil. Nantinya, robot akan dibuat lebih panjang agar lebih stabil ketika melintas medan yang sulit, seperti saat tanah longsor atau di kawasan jurang.

“Bahkan ke depan, robot akan dirancang supaya bisa digunakan berkomunikasi dua arah. Saat ini robot baru bisa mentransmisikan suara dari lapangan,” kata Taufik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement